Pertamina Operasikan Tiga Unit PLTP Tahun Ini

Ilustrasi sumur PGE.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
34 Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak, Negara Merugi
- PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan mengoperasikan tiga unit pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan total kapasitas terpasang 105 megawatt (MW) sepanjang tahun ini untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) untuk energi listrik. 

PMA Tak Merata Akibat Kurang Listrik
Ketiga unit pembangkit tersebut adalah unit tiga PLTP Ulubelu, Lampung berkapasitas 55 MW, unit 5 PLTP Lahendong, Sulawesi Utara berkapasitas 20 MW, dan Unit 1 Karaha Bodas, Jawa Barat berkapasitas 30 MW.
 
Strategi Menteri Arcandra Targetkan PLTP 7.000 MW
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, hingga akhir Februari 2016, dari tiga unit pembangkit yang disiapkan perusahaan, pengoperasian unit 3 PLTP Ulubelu sudah mencapai 87,68 persen. Sementara dua unit pembangkit lain, yaitu Unit 5 Lahendong 38,5 persen dan Unit 1 Karaha Bodas mencapai 26,59 persen. 

Kegiatan pengeboran sumur produksi tiga pembangkit tersebut dilakukan oleh PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI), anak usaha Pertamina dalam jasa pengeboran.
 
"COD (Commercial of Date)  untuk  unit 3 PLTP Ulubelu pada Agustus 2016, sedangkan   unit 5 PLTP Lahendong dan  unit 1 PLTP Karaha Boda pada Desember 2016," ujar Wianda dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 Maret 2016.
 
Dengan tambahan tiga unit pembangkit tersebut, total kapasitas terpasang PLTP yang dimiliki Pertamina mencapai 597 MW yang terdiri atas PLTP Kamojang 235 MW, PLTP Lahendong 100 MW, PLTP Ulubelu 165 MW, PLTP Sibayak 12 MW, dan PLTP Lumut Balai 55 MW.
 
Sebagai informasi, sepanjang 2015-2019 Pertamina akan membangun PLTP berkapasitas 907 MW dengan investasi sekitar US$2,5 miliar. Perseroan telah menempatkan lini bisnis panas bumi sebagai salah satu prioritas proyek strategis sesuai dengan cetak biru pengembangan panas bumi hingga 2019. Apalagi, Indonesia memiliki potensi  panas bumi  hampir 29 ribu MW atau 40 persen di dunia, namun yang termanfaatkan baru sekitar 5 persen.
 
"Di saat investor lain pun tidak banyak tergerak karena berbagai hambatan yang dialami, kami terus berinvestasi di sektor panas bumi,” ujarnya.
 
Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak mengakui, bahwa PGE, adalah perusahaan satu-satunya yang agresif dalam pengembangan panas bumi di Indonesia. 

Hal ini  terbukti dari komitmen perusahaan dalam melakukan kegiatan eksplorasi dan pemboran di beberapa wilayah kerjanya seperti Lahendong, Ulubelu, Hululais, Lumut Balai, dan Sungai Penuh.
 
"Sesuai UU No 21 Tahun 2014, pemerintah saat ini  membolehkan untuk menugaskan BUMN melakukan kegiatan pada wilayah kerja tanpa lelang.  Ini merupakan terobosan untuk  pengembangan panas bumi di Indonesia sehingga Pertamina akan kami berikan izin untuk melakukan kegiatan eksplorasi di beberapa wilayah kerja yang ditugaskan. Investor atau partner dapat langsung bekerja sama dengan BUMN tersebut untuk menngusahakan sampai hilirnya. Pertamina akan berkontribusi lebih besar lagi," katanya.
 
Sementara itu Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia, Abadi Purnomo mengatakan, Pertamina telah berkecimpung di bisnis panas bumi lebih dari 30 tahun. Mereka mempunyai kapabilitas sumber daya manusia, finansial, dan penguasaan teknologi dari hulu sampai hilir. Saat ini di Indonesia baru Pertamina yang terbukti konsisten mengembangkan panas bumi.
 
"Saya berharap PGE bisa berkontribusi setidaknya 2000 MW dari wilayah kerja panas bumi yang dikuasai. PGE semestinya dapat privilege pada sebagian daerah yang akan ditender," katanya.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya