- www.pinterest.com
VIVA.co.id - Hari ini seperempat abad lalu, seteru Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) era Perang Dingin, Pakta Warsawa, resmi bubar.
Hal ini dipicu oleh munculnya gerakan antikomunis di sejumlah wilayah Eropa Timur pada pertengahan 1980. Puncaknya, keruntuhan Tembok Berlin pada 1989 disertai keluarnya Jerman Timur dari Pakta Warsawa untuk melakukan reunifikasi dengan Jerman Barat pada 1990.
Mengutip situs History, terbentuknya Pakta Warsawa dilatarbelakangi bergabungnya Jerman Barat ke NATO pada 1954 di bawah komando Amerika Serikat dan negara Eropa.
Lantas, satu tahun kemudian, Uni Soviet menanggapinya dengan mendirikan Pakta Warsawa di Polandia.
Selain Soviet, anggota Pakta Warsawa antara lain Jerman Timur, Polandia, Hungaria, Rumania, Bulgaria, Cekoslowakia, dan Albania.
Meskipun Soviet mengklaim bahwa organisasi adalah aliansi pertahanan, faktnya, Pakta Warsawa dijadikan alat memperkuat dominasi komunis di Eropa Timur.
Kudeta Hungaria pada 1956 dan Cekoslowakia pada 1968, adalah bukti nyata kebijakan Soviet melalui Pakta Warsawa sebagai legitimasi mengintervensi negara Eropa Timur dalam menghapus revolusi antikomunis.
Memasuki pertengahan 1980 adalah masa-masa krusial bagi Soviet. Pasalnya, negeri Tirai Besi itu dihimpit masalah dari dua sisi.
Pertama, invasi Soviet ke Afghanistan pada 1979 dinilai sebagai kebijakan blunder. Kedua, sejumlah negara di Eropa Timur sudah 'gerah' dengan pemerintahan komunis dan berencana aksi demonstrasi.
Ditambah kondisi ekonomi Soviet mulai goyah sehingga menggoyang stabilitas politik. Polandia dan Cekoslowakia merupakan dua negara yang terang-terangan ingin memisahkan diri dari Soviet.
Alhasil, Komisi Militer Pusat Soviet melepaskan kendali mereka, baik Pakta Warsawa maupun Eropa Timur, pada 31 Maret.
Dengan begitu, keberadaan Pakta Warsawa selama 36 tahun secara resmi berakhir. Uni Soviet sendiri bubar pada 25 Desember 1991.
Tanggapan Muslim di Afrika atas Menangnya Trump
Amerika Serikat sedang mengalami degradasi moral.
