Target Ambisius Pos Indonesia Incar Rp80 Triliun

Kantor PT Pos Indonesia
Sumber :
  • properti.posindonesia.co.id

VIVA.co.id – PT Pos Indonesia menargetkan pendapatan perusahaan sampai dengan tahun 2021 mendatang sebesar Rp80 triliun. Angka ini terlampau jauh, jika dibandingkan dengan target perseroan pada tahun lalu, yang dipatok sebesar Rp5,6 triliun.

Cara Perusahaan Logistik Maksimalkan Kinclongnya Transaksi E-Commerce

Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi Wahyu Setijono mengaku target ambisius tersebut bukan hal mudah untuk dicapai. Namun, ia memiliki optimisme tinggi bahwa target itu mampu dicapai dalam lima tahun kedepan.

"Memang tidak realistis sama sekali, tetapi kalau bermimpi sah-sah saja," kata Gilarsi, saat berbincang dengan awak media di kantornya, Jakarta, Rabu 11 Mei 2016.

Resmi Beroperasi, Dua Pusat Logistik Harapan Baru Ekonomi Nasional

Demi menggapai target tersebut, Gilarsi menegaskan, perseroan akan kembali memfokuskan diri untuk mengembangkan infrastruktur, terutama di sektor logistik. Peningkatan kapasitas gudang yang selama ini digunakan sebagai tempat penyimpanan pun akan dilakukan.

Menurut dia, gudang penyimpanan yang dimiliki badan usaha milik negara ini belum mencukupi keseluruhan dari kebutuhan masyarakat secara umum. Artinya, jika bisnis perseroan ingin terus berlanjut, maka pengembangan gudang penyimpanan pun menjadi prioritas.

Ratusan Komoditas RI Senilai Rp33 Miliar Diekspor ke 180 Negara

"Sekarang gudang kami hanya 30 ribu meter persegi. Untuk urus 250 juta market tidak akan memadai. Dalam tiga, atau empat tahun ke depan, kami butuh 50 ribu meter persegi," ungkapnya.

Namun, diakui Gilarsi, dibutuhkan modal yang ekstra besar untuk menggarap peningkatan pengembangan gudang penyimpanan. Ia memperkirakan, setidaknya diperlukan modal sebesar US$300 juta untuk mengoptimalisasi rencana tersebut.

Dari total kebutuhan itu, dia mengaku PT Pos Indonesia tidak mampu mendanai pembiayaan rencana itu. Namun, jika ada sinergi dengan perusahaan pelat merah lain, Gilarsi optimistis hal itu bisa diakselerasi.

"Kami usahakan, bagaimana bisa bertahan dan memanfaatkan sinergi. Misalnya dengan Garuda Indonesia, PT Pelindo, Angkasa Pura, atau Bulog," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya