Arab Janji Tak Banjiri Pasar, Harga Minyak Naik Tipis

Ilustrasi kilang minyak.
Sumber :
  • CNBC

VIVA.co.id – Harga minyak mentah patokan internasional naik pada penutupan perdagangan Kamis di Amerika Serikat (AS). Kondisi ini merespons ketidaksepakatan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk membatasi produksinya tahun ini. 

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi dalam Tujuh Tahun

Dilansir dari CNBC, Jumat 3 Juni 2016, harga minyak mentah berjangka Brent naik 22 sen menjadi US$49,94 per barel. Sementara itu, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) naik 16 sen atau 0,3 persen di level US$49,17 per barel. 

Para pelaku pasar mengikuti pertemuan OPEC di Wina pada Kamis lalu, menanti apakah ada kesepakatan tentang menghidupkan kembali kuota produksi kolektif yang diusulkan oleh Arab Saudi, atau pengenalan kuota negara anggota individu yang disarankan oleh Iran.

Harga Minyak Dunia Meroket, WTI dan Brent Tembus US$90 Per Barel 

OPEC gagal menyepakati ini, dengan Arab Saudi yang memiliki suara dominan mengatakan pembatasan produksi terlalu dini dilakukan. Namun, Arab Saudi berjanji untuk tidak membanjiri pasar produksi tambahan. 

Sikap tersebut menunjukkan pelunakan dari sebelumnya di mana negara itu mengatakan akan mempertahankan kelebihan pasokan di pasar internasional sekitar 1,5 untuk 2 juta barel per hari.

Dipicu Ketegangan Rusia-Ukraina, Harga Minyak Tembus US$90 per Barel

Menteri Energi Saudi Khalid Al-Falih mengatakan kepada CNBC bahwa ia percaya pasar minyak dalam kondisi yang baik.

"Pasar adalah menyeimbangkan. Tren semua baik dalam hal penawaran dan permintaan. Harga telah pulih sedikit dan saya yakin akan terus pulih," katanya.

Di benua Amerika, menurut Administrasi Informasi Energi, persediaan minyak turun 1,4 juta barel pada pekan lalu. Meskipun jumlah itu lebih rendah dari perkiraan analis yaitu 2,5 juta barel, penurunan itu cukup untuk mengerek harga.

Labirin dan katup minyak mentah Departemen Energi AS

Hari Terburuk Harga Minyak Sejak Pandemi, Dunia Resah

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei anjlok lebih dari 17 persen selama sesi sebelum menetap dengan merosot 16,84 dolar AS. Dampak sanksi ke Rusia.

img_title
VIVA.co.id
10 Maret 2022