Mengapa Karyawan Sebaiknya Libur 3 Hari Tiap Pekan

Ilustrasi liburan saat masih muda.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Hampir setiap orang sangat senang dengan adanya libur akhir pekan. Namun libur selama satu atau dua hari ternyata tidak cukup baik dari segi sosiologi, makanya libur akhir pekan harusnya tiga hari.

Memiliki hari libur lebih panjang di akhir pekan tidak hanya berarti bisa menghabiskan waktu lebih banyak bagi keluarga, bisa lebih mengeksplorasi dunia, tapi juga bisa sedikit melegakan diri dari tekanan pekerjaan. Jika dua hari dirasa cukup, bagaimana dengan tiga hari libur di akhir pekan?

Libur tiga hari di akhir pekan bukan hanya ide yang bagus namun ternyata merupakan cara yang baik untuk bisa hemat energi dan mencegah perubahan iklim. Hal ini terungkap dalam tulisan profesor Sosiologi dari City University London, Alex Williams.

Menurut Williams, seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa, 30 Agustus 2016, mengurangi jam kerja sangat berhubungan erat dengan pengurangan konsumsi energi. Bahkan jika warga Amerika mengikuti pola libur dan jam kerja Eropa, diperkirakan konsumsi energi bisa berkurang 20 persen, termasuk berkurangnya emisi karbon.

"Dengan bekerja selama empat hari, jumlah kendaraan dan orang yang lalu lalang, dari dan ke tempat kerja, bisa dihindari. Ini akan berbanding lurus dengan kebutuhan energi selama karyawan bekerja," ujar Williams.

Ini pernah terbukti di Amerika pada 2007. Di Utah, pemerintah daerahnya pernah membuat kebijakan menambah waktu kerja di weekdays sehingga Jumat bisa menjadi hari libur. Dalam 10 bulan pertama, kebijakan ini mampu mengurangi biaya energi sampai US$1,8 juta.

"Hari bekerja yang hanya empat hari berarti penghematan lampu, AC, komputer dan energi pada peralatan lain. Ini bisa dilakukan tanpa harus mengurangi total jumlah jam kerja," kata Williams.

Bahkan, lanjut dia, jika pengurangan emisi gas rumah kaca dari perjalanan manusia bisa termasuk penghematan, maka prediksi penghematannya bisa lebih dari 12.000 ton CO2 per tahun.

Terpopuler: Mobil Rp105 Jutaan Irit Banget, Harga Mengejutkan Vespa Babe Cabita

Risiko jam kerja yang terlalu lama

Banyak orang yang menyangka jika bekerja sampai larut bisa berakhir dengan promosi jabatan atau kenaikan gaji. Faktanya ternyata jauh berbeda.

Presidential Club Upaya Prabowo Subianto Solidkan SBY, Megawati dan Jokowi?

Dalam sebuah penelitian ditemukan jika wanita yang bekerja lebih dari 40 jam per minggu selama 30 tahun akan memiliki risiko mati di usia muda. Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Ohio State University, yang menganalisa 7.500 orang berumur lebih dari 32 tahun.

Selain itu, dalam penelitian serupa ditemukan jika bekerja selama 60 jam per minggu bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, kanker, diabetes dan arthritis, sebanyak tiga kali lipat.

Bukti Kencan Kim Soo Hyun dan Kim Ji Won Terungkap di Episode Spesial Queen of Tears

"72 Persen responden dalam studi itu mengakui jika bekerja lebih dari 40 jam per minggu bisa berakibat fatal pada kesehatan tubuh di masa tua. Risiko terpapar penyakit lebih sering terjadi pada pekerja wanita, ketimbang pria," tulis studi tersebut.

Ilustrasi orangtua dan anak.

Yang Paling Diinginkan Anak dari Orangtua Saat Liburan

Bukan hanya diajak jalan-jalan saja.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2018