VIVAnews - Rencana pembangunan pabrik PT Semen Gresik Tbk (SMGR) di Pati, Jawa Tengah menuai protes dari masyarakat sekitar dan pemerhati lingkungan yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Jawa Tengah Tolak Pabrik Semen (TOPAN).
Masyarakat menyayangkan keputusan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dan Pemerintah Kabupaten Pati yang mengizinkan pendirian pabrik tersebut.
Berdasarkan keterangan pers Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) akhir pekan kemarin, Serikat Petani Pati, Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng dan Pemuda Tani Pati, Jawa Tengah, telah datang secara langsung kepada Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) dan Fraksi PDI Perjuangan DPR RI di Jakarta dengan alasan proses produksi semen akan berdampak pada rusaknya jalur air bawah tanah yang dimanfaatkan oleh 50 persen dari 214.556 jiwa di Kecamatan Kayen, Tambakromo, dan Sukolilo.
Proses penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) juga dinilai tidak transparan.
Selain itu, TOPAN melansir adanya upaya kebohongan publik yang dilakukan SMGR dengan menggeneralisir bahwa semua lapisan masyarakat setuju dengan pembangunan pabrik di areal seluas 1.560 hektar.
Produksi pabrik itu direncanakan akan memanfaatkan tanah Gunung Kendeng sebagai bahan bakunya. Sedangkan Gunung Kendeng terbentang sejauh 27 ribu hektar dari Kabupaten Pati, Grobogan, dan Blora. Pembangunan pabrik akan menggusur desa Kedungmulyo, Sukolilo, Gadudero, Sumbersuko, dan Baleadi.
Sementara itu, lima desa di antaranya mempunyai potensi 67 sumber mata air, 12 goa, dan tempat bersejarah.
Pembangunan fisik pabrik berkapasitas 2,5 juta ton dengan biaya sekitar US$125 juta per ton kapasitas tersebut akan dilakukan awal 2009. Perencanaan pabrik di Pati menelan investasi US$355 juta ditambah US$315 juta di luar interest during construction (IDC) atau bunga selama kontruksi.
Selain di Pati, SMGR juga akan membangun pabrik baru di sekitar lokasi pabrik PT Semen Padang, Sumatera Barat dan PT Semen Tonasa, Sulawesi Selatan. Total produksi tiga pabrik baru tersebut mencapai 5 juta ton dengan total nilai investasi sebesar US$574 juta di luar IDC.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Trimuryo mengaku belum menerima laporan apapun dari SMGR. "Asosiasi hanya menerima laporan ketika pabriknya sudah jadi. Ini masalah internal perusahaan," katanya kepada wartawan melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin, 10 November 2008.
Selain itu, Semen Gresik juga tidak melaporkan penundaan pembangunan pabriknya.
Hingga tulisan ini dibuat, perseroan belum bersedia memberikan keterangan lengkap. Namun, Humas SMGR Sunartik Widyawatik menyatakan bahwa penolakan hanya berasal dari sebagian kecil masyarakat saja. "Banyak yang setuju kok," katanya melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin.
VIVA.co.id
9 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Cara Berlangganan Vision+ untuk Nonton Timnas Indonesia U-23 vs Guinea, Kick-Off Malam Ini
Gadget
19 menit lalu
Timnas U-23 Indonesia akan bertanding melawan Guinea dalam laga penentu menuju Olimpiade Paris 2024. Pertandingan ini menjadi kesempatan emas bagi kedua tim.
Perbandingan iPhone 11 vs iPhone XR: Ada Yang Masih Layak di 2024!
Gadget
sekitar 1 jam lalu
Bingung pilih iPhone 11 atau iPhone X di 2024? Simak perbandingan spesifikasi, kamera, baterai, dan harga terbaru. Pilih iPhone yang tepat sesuai kebutuhan Anda!
Dari Kasus Narkoba hingga Teror, Ada Apa dengan Sepak Bola Vietnam dan Malaysia?
Gorontalo
sekitar 1 jam lalu
Dunia sepak bola Vietnam dan Malaysia dirundung masalah usai gelaran Piala AFF U-23 2024. Mulai dari kasus narkoba hingga teror pemain jadi topik panas di dua negara itu.
Elkan Baggot, Justin Hubner, dan Rizki Ridho Absen, Ini 22 Pemain Indonesia U-23 Lawan Guinea
Gorontalo
sekitar 1 jam lalu
Timnas Indonesia U-23 dipastikan tidak akan diperkuat tiga pemain pilarnya melawan Guinea pada babak playoff Olimpiade Paris 2024. ini daftar 22 pemain Indonesia U-23.
Selengkapnya
Isu Terkini