Hillary Clinton Musuh Favorit Industri Keuangan AS?

Capres Amerika Serikat dari Partai Republik, Hillary Clinton
Sumber :
  • REUTERS/Mike Blake

VIVA.co.id – Hillary Clinton memulai kampanye presidennya dengan menjanjikan untuk melakukan apa yang diperlukan untuk mengendalikan liarnya Wall Street dan industri keuangan.  

Didukung oleh kritikus Wall Street dan Senator Amerika Serikat, Bernie Sanders dan Elizabeth Warren, kandidat dari Partai Demokrat itu menyatakan, jika terpilih akan menaikkan biaya bank dan memperketat regulasi perbankan.

Namun, seperti dilansir dari Reuters, Kamis 3 November 2016, Wall Street tampaknya gentar dengan rencana Clinton tersebut. Bahkan, industri perbankan telah mendukung Clinton, dengan seember uang tunai dan saham untuk biaya kampanye. 

" Saya tidak berpikir bahwa pemikiran Clinton soal Wall Street adalah pemikiran yang diambilnya sesaat dia bangun dari tidurnya,” ujar salah satu pelaku industri perbankan senior 

Tetapi, ada petunjuk yang bocor dari sebuah email antara staf kampanye Clinton bahwa para bankir tidak akan jauh dari sasaran mereka, karena jika dekat dengan musuh, dapat tetap mengendalikannya dengan mudah. 

Terlepas dari hal tersebut, pada akhirnya apa yang bankir paling suka tentang Clinton adalah dia bukan Donald Trump. Sebab, banyak pemodal takut dengan rencana Trump yang tidak lazim dan bisa mengganggu perdagangan global dan kerusakan hubungan geopolitik . 

Aliansi politik tradisional dan bankir, biasanya berkontribusi lebih banyak untuk Partai Republik, pada pemilihan Presiden AS. Tapi kali ini, pundi-pundi uang tersebut justru digeser ke Clinton. 

Karyawan dari 17 perusahaan induk usaha bank terbesar di negara tersebut, saat ini telah mengirim US$10 dolar setiap orangnya untuk Partai Republik. Namun, hanya US$1 dari uang itu yang disumbangkan untuk Trup. 

Resmi Kalah dari Joe Biden, Trump Jamin Transisi Kekuasaan Mulus

Menurut data Reuters, setoran itu berkurang dari masa pemilihan presiden sebelumnya. Pada 2012, kelompok yang sama menyumbang dua kali lebih banyak untuk kandidat Partai Republik Mitt Romney. (asp)

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg.

Pilpres Bikin Facebook Alergi Politik

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg, sedang memikirkan cara baru membuat konten politik kurang terlihat di platformnya.

img_title
VIVA.co.id
29 Januari 2021