VIVA.co.id – Ekonom Chatib Basri menyatakan, setiap tahunnya terdapat dua juta angkatan kerja dan untuk menyerap tenaga kerja tersebut ke sektor formal, pertumbuhan Indonesia harus mencapai angka enam persen setahun.
Sebab, menurutnya, setiap pertumbuhan satu persen mampu menyerap sekitar 300 ribu sampai 400 ribu angkatan kerja.
"Harusnya pertumbuhan ekonomi kita tumbuh enam persen, agar tenaga kerja tidak masuk ke sektor-sektor informal," kata mantan menteri keuangan itu di Hotel JW Marriot Jakarta, Kamis 10 November 2016.
Chatib merincikan, masyarakat yang bekerja di sektor formal ada sekitar 36 persen. Sementara itu, sebanyak 64 persen termasuk wirausaha berada si sektor informal.
Menurutnya, literasi keuangan inklusif menjadi penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dalam mencapai angka pertumbuhan enam persen. Otoritas Jasa Keuangan dan perbankan nasional harus bekerja lebih keras untuk mewujudkan masyarakat yang melek literasi keuangan.
"Yang harus dilakukan dalam jangka pendek, ketika pertumbuhan belum sampai enam persen, di sinilah peran inklusi keuangan menjadi penting," tuturnya.
Namun, sayangnya diungkapkannya, banyak sektor informal tidak memiliki akses ke sektor perbankan formal. "Ada sekitar 80 persen penduduk kita yang unbanked (tidak memiliki rekening bank)," tuturnya. (asp)
Rendahnya Literasi Keuangan Picu Meningkatnya Korban Pinjol Ilegal
Tingkat Literasi keuangan yang rendah di Indonesia bagaikan bom waktu yang siap meledak. Hal ini terbukti dengan semakin maraknya kasus masyarakat yang terjerat pinjol
