- http://www.oilman.com.au/
VIVA.co.id – Harga minyak mentah dunia akhir pekan lalu ditutup naik secara berturut-turut dalam satu minggu dan terbesar sejak 2009. Naiknya harga minyak disebabkan keputusan OPEC untuk memangkas produksi minyak agar dapat mengendalikan pasokan global.
Dilansir dari laman Reuters, Senin 5 Desember 2016, pelaku pasar saat ini mulai fokus melihat pelaksanaan dan dampak perjanjian produksi pertama Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sejak 2008.
Pada penutupan Jumat lalu, harga minyak berjangka AS atau West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 62 sen atau 1,2 persen menjadi di harga US$51,68 per barel. Dalam sepekan harga minyak naik 12,2 persen dan merupakan catatan terbaik sejak Februari 2011.
Kemudian, untuk patokan harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman bulan depan tercatat naik sebesar 41 sen menjadi di harga US$54,35 per barel. Capaian tersebut baik sekitar 15 persen dalam sepekan.
Spesialis Energi dari Citigroup, Tim Evans mengatakan, pasar minyak akan tetap tenang dan aman dari guncangan setelah pengumuman OPEC Rabu pekan lalu. Sehingga, sebagian pelaku pasar mengambil keuntungan dari gambaran harga minyak tersebut.
"Terjadinya pelemahan dolar AS juga biasanya mendukung harga komoditas dan kemungkinan telah membantu harga minyak mentah dunia stabil dari posisi terendah pada perdagangan kemarin," ujar Tim.
Perlu diketahui, dalam kesepakatannya, OPEC yang menyumbang sepertiga dari pasokan minyak dunia akan mengurangi jumlah produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari atau lebih dari tiga persen yaitu sebesar 32,5 juta per hari pada Januari 2017.
(mus)
Antisipasi Dampak Konflik Palestina-Israel, Pemerintah Kaji Harga Pertalite Sesuai Jenis Kendaraan
Pemerintah akan mengatur detail kriteria kendaraan yang dapat mengisi Pertalite, dan juga tengah mengkaji untuk membuat perbedaan harga Pertalite sesuai jenis kendaraan.
