BI Diprediksi Pertahankan Suku Bunga

Kantor Pusat Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Iqro Rinaldi

VIVA.co.id – Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan besaran suku bunga acuan untuk menjaga kestabilan ekonomi, dan nilai tukar. Kebijakan moneter ini dipengaruhi terjaganya stabilitas inflasi di level rendah di akhir 2016. 

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Ekonom Bahana Securiities, Fakhrul Fulvian menilai, penentuan suku bunga acuan pada bulan ini akan sangat penting setelah The Fed menaikkan suku bunga menjadi 0,75 basis poin.

"Sesuai dengan ekspektasi pasar, hari ini The Fed menaikkan kembali The Fed Fund rate target ke 0,5 persen-0,75 persen," ujarnya di Jakarta, Kamis 15 Desember 2016.

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

Menurutnya, BI masih akan mempertahankan suku bunga di level saat ini sebesar 4,75 persen. Hal ini mengingat tekanan inflasi pada musim liburan menjelang akhir tahun, dan selalu mengalami kenaikan meski tidaklah cukup besar. 

Faktor lainnya adalah rupiah yang masih berfluktuasi, apalagi setelah the Fed menaikkan suku bunga hari ini.

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

Fakhrul memandang, meski ini sudah diekpektasikan oleh pasar, tren kenaikan dolar akan memberikan ruang yang kecil bagi BI untuk menurunkan suku bunga acuan saat ini. BI sudah mempertahankan suku bunga tidak berubah sejak November.

"Pada Oktober, Rapat Dewan Gubernur memutuskan untuk memotong suku bunga acuan BI 7-day repo rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen, untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi ke depan," katanya.

Meski secara nasional tekanan inflasi mengalami kenaikan pada Desember, pihaknya meyakini inflasi hingga akhir tahun ini kemungkinan tidak akan melampaui 3,3 persen. Artinya target inflasi BI tercapai sekitar 3-5 persen. 

Dengan berbagai kebijakan di dalam negeri dan global yang terjadi, Bahana memperkirakan rupiah akan berada pada kisaran Rp13.500 per dolar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya