Jokowi Senang Indonesia Tak Impor Beras Lagi

Presiden Joko Widodo.
Sumber :
  • Antara/Puspa Perwitasari

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo, senang lantaran dua tahun ini Indonesia tak impor beras dari luar negeri lagi. Ia pun bersyukur atas pencapaian Indonesia yang telah swasembada beras.

Gara-gara Korupsi Beras Miskin, Kantor Desa di Lombok Disegel Warga

"Saya sangat bersyukur dua tahun ini. Kalau sudah masuk bulan September biasanya kita ada rapat terbaras (ratas) beras. Kita mau impor berapa. Ini bulan September kemarin kok tidak ada permintaan ratas, tenang-tenang saja. Senang saya," ujar Jokowi di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis 5 Januari 2017.

Ia pun menceritakan, biasanya pada bulan September-Oktober tiap tahun selalu ada ratas untuk mengatasi kelangkaan beras di dalam negeri. Namun, saat ini hal tersebut tidak terjadi.

Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Butuh 6,7 Juta Ton Beras per Tahun

"Biasanya September-Oktober ratas untuk mengatasi kekurangan stok beras dan pengendalian harga. Berapa yang harus kita impor untuk mengendalikan harga. Ini kok tidak ada," kata dia.

Hari ini, Jokowi juga sempat mengecek berapa banyak jumlah stok beras di Badan Urusan Logistik. Hasilnya diketahui, stok beras nasional masih ada 1.734 ribu ton.

Daftar Harga Pangan 25 April 2024: Bawang Merah hingga Daging Sapi Naik

"Baru tadi pagi saya cek stok terakhir. Tahun lalu saya ingat 2015 ada 800 ribu kurang. Artinya sudah meningkat dua kali lebih sehingga benar kalau September tidak ada ratas, mau impor berapa. Stoknya sudah dua kali lebih," kata dia.

Karena itu, kata Jokowi, dengan stok beras yang masih sangat mencukupi tersebut, harga beras di pasaran pun bisa dikontrol.

"Kalau stoknya besar untuk pasar juga grogi mau naikkan harga, tapi stok Bulog banyak. Strategi ini yang dibaca pasar jadi harga sekarang sejuk-sejuk saja karena stok yang dipegang Bulog besar," ujar dia.

Jokowi juga berharap, tahun depan Indonesia sudah bisa bebas dari impor jagung. Tahun kemarin, impor jagung Indonesia mencapai 900 ribu ton. Apalagi impor jagung sudah berkurang dari sebelumnya 3,2 juta ton.

"Kenapa? Karena ada produksi yang meningkat dan sudah melompat. Saya meyakini tahun depan 900 ribu-nya sudah hilang," ujar Jokowi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya