Mendag Mau Transfer Cabai dari Daerah yang Harganya Murah

Kenaikan Harga Cabai di Sejumlah Daerah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani

VIVA.co.id – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito berencana menarik kelebihan pasokan cabai di daerah yang mempunyai iklim hujan rendah untuk dikirim ke daerah yang mengalami kenaikan harga. Hal itu diambil sebagai solusi untuk menanggulangi mahalnya harga cabai di sejumlah daerah.

Soal Utang Rafaksi Minyak Goreng ke Pengusaha, Kemendag: Mudah-mudahan Mei Selesai

"Untuk sementara ini, daerah yang mempunyai kelebihan pasokan cabai dengan harga yang lebih murah kita kirim atau kita tarik ke daerah yang harganya tinggi," kata Enggar di Malang, Sabtu 7 Januari 2017.

Ia mengungkapkan ada beberapa faktor yang membuat harga cabai di sejumlah daerah mengalami kenaikan. Faktor utama adalah iklim, mengingat curah hujan yang sangat tinggi di suatu daerah memengaruhi distribusi cabai.

PB KAMI Laporkan Dugaan Oknum Pejabat yang Terima Suap Pengusaha Oli dan Sparepart Palsu

"Harga cabai naik karena iklim. Coba petik cabai dalam kondisi hujan, yang terjadi adalah dia busuk. Jadi petani tidak mau memetik cabai, dengan curah hujan tinggi maka jadi busuk," ujar Enggar.

Menurutnya perbedaan jarak harga di satu daerah dengan daerah lain cukup tinggi sekali. Namun ia membantah jika harga cabai di daerah melambung hingga Rp250 ribu per kilogram.

Kementerian Perdagangan dan Penegak Hukum Diminta Lebih Tegas Tangani Peredaran Oli Palsu

"Harga Rp250 ribu sudah kami cek tidak benar itu, kalau Rp100 ribu iya. Disparitas harga di satu daerah dengan daerah lain tinggi sekali, di Kupang, NTT, harga cabai di bawah Rp50 ribu, karena curah hujan rendah. Kemudian di Gorontalo itu juga rendah karena iklim itu tadi. Kita akan tarik pasokan ke daerah yang harganya tinggi," tuturnya. 

(ren)

Ilustrasi Ekspor-Impor

Neraca Perdagangan RI Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Mendag: Bagian dari Keberhasilan Kemendag

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas menyambut baik capaian neraca perdagangan Indonesia yang surplus selama 47 bulan berturut-turut.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024