Boneka Poty, Green Souvenir Khas Indonesia

Boneka Poty
Sumber :

VIVA.co.id – Suka mengajari anak menanam, wanita alumnus Institut Pertanian Bogor jurusan Budidaya Pertanian, Nurfinayati (34) berinovasi untuk menyediakan media tanam untuk anak yang lebih menyenangkan dengan bahan dari serbuk kayu atau limbah pemotongan kayu. 

Potensi Besar Ekspor Seafood RI, Aruna Pede Bidik Pasar Global

"Saat punya anak berpikir bagaimana caranya bisa berwirausaha dengan mengembangkan kemampuan yang didapat di kuliah," ujar Nurfinayati kepada VIVA.co.id, Selasa, 10 Januari 2017.

Alhasil, pada 2009 dengan modal Rp1 juta-Rp2 juta, ia pun menciptakan Boneka Poty, pot berbentuk boneka yang di dalamnya sudah berisi tanah dan disediakan bibit tanaman yang mudah tumbuh, seperti benih padi, jenis rumput. 

Ada Konflik di Timur Tengah, Bos BI Pede Ekonomi RI Tetap Kuat

Segmentasi Boneka Poty ini adalah anak-anak, Nurfinayati menilai anak-anak cenderung antusias dan ingin tanaman cepat tumbuh. Oleh karenanya, ia memilih benih padi dan rumput untuk media belajar menanam anak. 

"Benih padi dan rumput dapat tumbuh dua sampai empat hari dan dapat tahan hidup tiga minggu sampai dua bulan, tergantung perawatannya. Enggak pakai bunga walaupun banyak yang request bunga. Itu karena bunga tumbuhnya lama, bisa sampai empat bulan," tuturnya. 

Bea Cukai Lakukan Uji Coba Modul Vehicle Declaration dalam Sistem CEISA 4.0

Boneka Potty  dijual dengan variasi harga mulai dari Rp10 ribu-Rp80 ribu per pot Nurfinayati mengakui omzetnya mencapai Rp20 juta-Rp80 juta per bulan. "Saat ini, selain Boneka Potty, juga mengembangkan variasi produk Tanami, Mini Garden, dan Potatoy," tuturnya.

Variasi produk Tanami, Mini Garden, dan Potatoy

Tanami adalah media pot warna-warni yang dapat dihiasi, dengan foto pemilik sesuai permintaan. Sementara, Potatoy adalah pengembangan dari Boneka Potty yang. Kelebihannya adalah ekspresi tokoh boneka dapat diubah-ubah.

Penjualan dari produk-produk ini dilakukan melalui online dengan memanfaatkan media sosial Facebook, Instagram, dan ada juga websitenya. Menurutnya, penjualan offline dinilai Nurfinayati kurang efektif. 

Ada empat karyawan yang bertugas sebagai marketing dan lima orang bertugas untuk membantu produksi, yang mana mayoritas adalah ibu rumah tangga dan pekerjaan produksinya dapat dilakukan di rumah masing-masing.

Tidak hanya di dalam negeri, produk tersebut sudah masuk ke beberapa negara ASEAN. Boneka Potty dan Potatoy menjadi produk andalan ekspor. 

Penjualan dominan saat ini masih berasal dari dalam negeri dengan segmentasi ekonomi menengah, seperti kota-kota besar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), Yogya, Semarang, Surabaya, Denpasar. 

Menurutnya kesadaran masyarakat secara umum mengenai green souvenir seperti karyanya belum banyak disadari manfaatnya. Berbeda dengan di luar negeri, yang mana kesadaran terhadap apresiasi karya edukatif berbasis lingkungan hijau sudah tinggi dan diminati. 

"Untuk ekspor ada kendala, karena ini temanya menanam, prosedur mengirimnya kaya standar mengirim produk pertanian. Benihnya harus disesuaikan dengan musim negara tujuan," kata Nurfinayati.

Ia berharap ke depan dapat lebih lancar mengekspor produk dan dapat mengembangkan usahanya menjadi green souvenir terbesar di Indonesia. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya