10 Penyuluh Pertanian Disekolahkan ke Filipina

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.
Sumber :

VIVA.co.id – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi kepada seluruh penyuluh pertanian lapangan seluruh Indonesia yang terus bekerja keras meningkatkan hasil pertanian Indonesia. Pihaknya bahkan siap menyekolahkan 10 penyuluh terbaik untuk bisa belajar di Filipina.

Seribu Ton Beras Impor Masuk Pulau Sumbawa, Anggota DPR: Mencekik Petani

"Kita akan kirim 10 PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) terbaik negeri kita ke Filipina. Ini sebagai penghargaan kepada mereka yang terus bekerja keras di lapangan selama ini, " kata Amran di Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 25 Januari 2017.

Alasan Filipina menjadi bahan rujukan, kata Amran, karena di negara tersebut kini ada sebuah laboratorium pertanian terbaik di Asia. "Maka ini akan jadi penghargaan yang pantas bagi mereka. Saya minta nanti Kepala Badan bisa memilih mereka penyuluh terbaik negeri ini, " ujarnya.

Faisal Basri di Sidang MK: Beras Kurangnya 600 Ribu Ton Tapi Impornya 3 Juta

Amran mengatakan, meningkatnya jumlah panen padi untuk memenuhi kebutuhan nasional, salah satunya merupakan jerih payah penyuluh. Berkat mereka, negara saat ini tidak lagi mengimpor beras dan terus meningkatkan jumlah produksi.

Selain itu, capaian yang telah diperoleh merupakan karya seluruh anak bangsa, bukan hasil kerja pribadinya sebagai Menteri maupun Pemda semata. Melainkan hasil sinergitas segenap komponen anak bangsa baik petani, pemerintah, dan organisasi kemasyarakatan.

Impor Beras RI Januari-Februari Tembus 881 Ribu Ton, Paling Banyak dari Thailand

Ia pun mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di bawah kepemimpinan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang telah terbukti memberikan sumbangsih tinggi di tingkat nasional. 

Amran meyakini terus meningkatnya produksi padi di Jawa tengah dan terus menjadi pemasok beras ke Sumatera serta Kalimantan. Keyakinan itu semakin bertambah sebab dalam waktu dua bulan ke depan akan dipanen padi seluas 420 ribu hektare dengan rata-rata produktivitas 6-8 ton per hektare.

"Peningkatan ini belum pernah terjadi dalam kurun waktu delapan tahun terakhir dan jadi sejarah baru. Di mana kita mampu mengalami peningkatan hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 220 hektare," kata Amran.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya