- Antara/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id – Sejak dibuka Bursa Efek Indonesia perwakilan Yogyakarta pada awal 2009, hingga saat ini jumlah investor menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Dari hanya 900-an pada 2009, kini tercatat jumlah investor sudah mencapai 36.802 orang.
"Ketertarikan masyarakat Yogya untuk menjadi investor di pasar modal cukup tinggi," kata Kepala Kantor Perwakilan BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza, Senin 5 Juni 2017.
Menurut dia, lonjakan investor cukup tinggi terjadi pada 2016 ke 2017 hingga Mei. Tercatat jumlah investor 2016 mencapai 22.391 investor, sedangkan pada Mei 2017 sudah mencapai 26.802 investor.
"Ada lonjakan investor baru mencapai 4.511 investor," ungkapnya.
Irfan melanjutkan, dari 26.802 investor pasar modal tersebut, 30 persen di antaranya adalah akademisi. Investor diduga tertarik karena adanya pembukaan galeri investasi yang tersebar di 30 perguruan tinggi di DIY.
"Dari 26.802 investor pasar modal di DIY, 30 persennya itu mahasiswa. Karena kami memiliki 30 galeri investasi di kampus-kampus," tuturnya.
Melihat besarnya keterlibatan mahasiswa di bidang investasi pasar modal, menurut Irfan, hal ini menandakan kalau mahasiswa di Yogyakarta mulai mengenal investasi di pasar modal.
"Yogya termasuk angka pertumbuhannya (investasi pasar modal) cukup tinggi," ungkapnya.
Meski angka investasi pasar modal di Yogyakarta naik, secara umum keterlibatan masyarakat di investasi pasar modal masih rendah. Bahkan, menurut Irfan, dari sekitar 251 juta penduduk Indonesia, baru 0,2 persen yang terjun langsung di pasar modal.
"Keterlibatan langsung masyarakat terhadap pertumbuhan pasar modal minim," tuturnya.
Selain mendirikan galeri investasi di kampus-kampus, pihaknya juga berencana mendirikan galeri investasi di SMA maupun desa-desa.
"Di DIY akhir tahun ini, kami targetkan terbentuk galeri investasi di desa-desa. Paling tidak ada tiga desa, masing-masing di Bantul, Prambanan (Sleman), dan Gunungkidul," tuturnya.
Sementara itu, galeri investasi di SMA, BEI Yogyakarta hingga akhir 2017 menargetkan untuk membangun di lima SMA. Tujuannya agar keterlibatan kalangan pelajar di kota pendidikan ini terus meningkat.
"Galeri investasi di desa itu sebenarnya rohnya dari kampus, karena kampus punya program KKN di desa," urainya. (art)