- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek masih terkendala dari segi pembiayaan. Sejumlah skema untuk menutupi kekurangan pembiayaan terus dibicarakan pemerintah.
Pemenuhan pendanaan atau financial close proyek ini ditargetkan pada akhir tahun, yang akan dikerjasamakan melalui pendanaan dari investor, yakni PT Kereta Api Indonesia (KAI). Sementara itu, PT Adhi Karya, Tbk sebagai kontraktor saat ini terus menalangi pembiayaan proyek.
Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk, Budi Harto mengungkapkan, dalam studi sebelumnya, kebutuhan dana untuk pembangunan proyek ini mencapai Rp23,5 triliun. Namun, dari hasil negosiasi dengan konsultan Kementerian Perhubungan, angka itu dikoreksi senilai Rp1,6 triliun.
"Kemarin ada koreksi Rp1,6 triliun, dari Rp23,5 triliun dikurangi Rp1,6 triliun, jadi sekitar hampir Rp22 triliun. Jadi, ini kan karena bank negosiasi dengan konsultan Kemenhub," kata Budi usai rapat di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Rabu 21 Juni 2017.
Sementara itu, untuk pengerjaan saat ini, Budi menyebut pihaknya siap menalangi pengerjaan proyek dengan nilai sebesar Rp9 triliun sampai dengan akhir tahun.
"Ya Adhi Karya bersedia sampai dengan Desember, Rp9 triliun. Ini dari Adhi karya sendiri, dana dari sumber kas dan pinjaman," jelas dia.