Tak Hanya T1, Gangguan juga Terjadi pada Satelit Lain

Teknisi Telkom merepointing satelit di sebuah stasiun TV di Semarang, Jawa Tengah.
Sumber :
  • Twitter/@TelkomIndonesia

VIVA.co.id – Anomali atau gangguan yang dialami Satelit Telkom 1 (T1) sejak Jumat, 25 Agustus lalu, ternyata juga terjadi pada satelit lain.

Ketua Asosisasi Satelit Seluruh Indonesia, Dani Indra Widjanarko, mengatakan, anomali satelit ini terjadi dalam beberapa bulan belakangan, termasuk satelit buatan Lockheed Martin, yang merupakan produsen T1.

Satelit yang mengalami gangguan antara lain AMC-9 buatan Alcatel Space (Thales) yang diluncurkan pada 2003, NSS 806 (d/h IS-806) dan Echostar 3 - keduanya buatan Lockheed Martin, serta Intelsat 33 buatan Boeing yang meluncur pada Agustus 2016.

"NSS 806 dan Echostar 3 diluncurkan tahun 1997 dan 1998 oleh Lockheed Martin. Penyebab anomali bisa bermacam-macam. Seperti bahan bakar habis, baterai rusak, solar array (kumpulan panel, modul, dan sel solar) yang tidak bisa berputar, sistem thruster tidak bekerja, atau sistem guidance tidak bekerja," kata Dani di Jakarta, Senin 4 September 2017.

Perkembangan T1

Selain itu, ia melanjutkan, bahwa penyebab anomali sebenarnya bisa diteliti dari data-data telemetri yang rutin diterima dari satelit.

Pada kesempatan terpisah, anomali pada T1 masih dimonitor oleh Lockheed Martin. Sebab, sebagai produsen satelit milik Telkom ini memberikan dukungan penuh dalam upaya menganalisa apa yang terjadi terhadap T1.

Vice President Corporate Communication Telkom, Arif Prabowo, mengungkapkan, satelit T1 sejauh ini masih merespons perintah dari stasiun pengendali milik Telkom di Cibinong, Jawa Barat, dan memberikan sinyal telemetri.

Magang 12 Bulan Bisa Jago IT, Bukan Kaleng-kaleng

“Dukungan penuh dari Lockheed Martin menunjukkan manufaktur ini memiliki hubungan kerja sama yang baik dengan Telkom,” tutur Arif.

Gedung Telkom Indonesia.

Lewat Mitratel, Erick Pede Telkom Jadi Digital Telco Terbesar di ASEAN

Erick Thohir ingin PT Telkom fokus ke arah bisnis digital dengan targetkan pembangunan 6.000 menara operator mendukung jaringan 5G.

img_title
VIVA.co.id
11 Februari 2022