Swasta Lebih Minat Beli Jadi Ketimbang Bangun Infrastuktur

Para pekerja sibuk di suatu lokasi proyek infrastruktur di Jakarta beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • REUTERS/Garry Lotulung

VIVA – Perusahaan pelat merah berencana melakukan penjualan aset pendapatan jalan tol yang dikelolanya melalui melalui sekuritisasi aset. Bahkan, ada pula Badan Usaha Milik Negara yang betul-betul menjual infrastruktur tolnya yang dibangun untuk membangun jalan tol di tempat lain.

Utang Pemerintah ke Wijaya Karya Capai Rp59 Miliar

Hal ini juga telah didukung penuh oleh pemerintah, dan menjadi instruksi langsung Presiden Joko Widodo. Upaya itu dilakukan, demi mempercepat pembangunan di Tanah Air. 

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P Roeslani menyambut baik hal tersebut. Pihak swasta, menurutnya, lebih sangat tertarik untuk memiliki infrastruktur jalan tol yang sudah dibangun.

Akibat Corona, Menteri Basuki Tunda Kontrak Infrastruktur Rp7 Triliun

"Kita sangat senang, karena itu salah satu usulan dari kami dari Kadin. Karena, kalau swasta kalau berkesempatan berinvestasi dalam proyek infrastruktur yang sudah jadi. Itu, jauh lebih enak," kata Rosan ditemui di JCC Senayan, Rabu 8 November 2017.

Sebab, dia menjelaskan, risiko dari investasi yang dikeluarkan sudah terukur dan keuangannya lebih mudah untuk bisa diprediksi. 

Menteri PUPR Akui Penyiapan Proyek yang Ditawarkan ke Investor Lamban

"Pengusaha sangat tertarik. Pasti akan banyak sekali yang masuk," katanya.

Saat ini, menurut Rosan, peran swasta di proyek infrastruktur masih kecil ketimbang BUMN. Tetapi, dengan peluang investasi ke infrastruktur yang sudah jadi, peran itu diyakini akan lebih besar.

"Enggak (Sekuritisasi aset), tetapi masuk sebagai kepemilikan," ujarnya.

Gedung PT Hutama Karya

Hutama Karya Mohon Uang Muka Proyek Dikembalikan Jadi 20 Persen

Uang muka proyek sebelumnya ditetapkan Pemerintah maksimal 15 persen.

img_title
VIVA.co.id
1 Juli 2020