Dubes RI untuk Swiss Ungkap Alasan Ekspor Tertinggal

Dubes RI untuk Swiss, Muliaman D. Hadad.
Sumber :
  • Muhammad Yasir/Makassar/VIVA.co.id

VIVA – Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss merangkap Liechtenstein, Muliaman Darmansyah Hadad, membeberkan salah satu alasan mengapa sektor ekspor dan investasi Indonesia tertinggal dengan negara-negara tetangga lainnya, seperti Vietnam maupun Malaysia. Penyebabnya yaitu minimnya Free Trade Agreement, atau FTA antara Indonesia dengan negara lain.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Hal ini, menurut Muliaman, menghambat kinerja ekspor Indonesia. Sebab, tidak adanya referensi tarif terhadap barang-barang ekspor dan investasi Indonesia terhadap negara lain.

"Vietnam banyak sekali melakukan FTA dengan banyak negara, sehingga dia punya referensial tarif. Kita agak seret," jelasnya di Menara Kadin, Jakarta, Senin 5 Maret 2018.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Maka dari itu, dia menegaskan, Presiden mengamanatkan agar peran duta besar adalah dengan memfinalisasi atau menyelesaikan FTA yang telah dicanangkan sebelumnya.

"Sehingga, mendorong ekspor kita adalah dengan memfinalisasi dan akselerasi penyelesaian agreement itu, agar bisa membuka payung referensi tarif untuk daya saing kita," paparnya.

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Dia juga mengungkapkan, terhambatnya kesepakatan FTA tersebut terjadi dengan Swiss, di mana Swiss merupakan salah satu negara yang sangat butuh untuk sektor vokasinya. Sehingga keinginan mereka untuk memberikan investasi di sektor vokasi Indonesia tidak pernah terlaksana.

"Dengan Swiss misalnya, banyak yang bisa dilakukan dan sudah berjalan sebenarnya, namun belum efektif. Pendidikan vokasi di sana yang banyak diminati adalah di bidang pertanian, perikanan, serta hospitality industries. Kegiatan vokasi ini banyak di sana. Karena di negara maju, vokasi sudah menjadi bagian dari pola edukasinya. Banyak yang masuk vokasi, setelah SMA dan tidak masuk ke universitas," paparnya.

Karena itu, dia menjelaskan, dengan berhasilnya para dubes nanti untuk menyelesaikan FTA yang ada, maka potensi ekspor dan investasi Indonesia bisa terdorong meningkat. "Maka, kita punya daya saing di sana, apakah dengan investasi atau ekspor," ujarnya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya