Ternyata Butuh Tiga Tes Ini, Sebelum Coba MRT Jakarta

Kereta MRT Berada di Depo Lebak Bulus
Sumber :
  • Instagram.com/@mrtjkt

VIVA – Dua rangkaian kereta Mass Rapid Transit atau MRT Jakarta, yang terdiri dari 12 gerbong dari Jepang, telah tiba dengan selamat di Tanah Air sejak 4 April lalu.

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, kereta itu dijadwalkan akan beroperasi di Ibu Kota Maret 2019 mendatang.

Terkait hal itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, sebelum nantinya digunakan secara massal untuk masyarakat, kereta ini akan kembali dilakukan tiga tahap test atau uji coba terlebih dahulu.

Pemprov DKI Jakarta Dukung Kerja Sama Proyek MRT Berkonsep TOD dengan Jepang

Dia menjelaskan, untuk tahap pertama, kereta MRT tersebut akan dilakukan uji coba mobilitasnya dengan menggunakan teknik test statis, yakni di uji pergerakannya di tempat yang sudah disiapkan, atau uji di tempat.

"Dalam bulan-bulan ini kita namakan test statis. Jadi dia di tempat di test," ujar Budi di Jakarta, 10 April 2018.

Wali Kota Berharap Proyek MRT 'Beneran' Sampai Tangsel: Itu Kita yang Usul

Setelah itu, lanjut dia, tahap kedua adalah dengan dilakukan uji coba melalui tes dinamis, yakni dengan melakukan uji coba pergerakan terhadap kereta tersebut.

"Oktober itu dinamis tes, yakni dia mulai bergerak," tambahnya.

Kereta MRT Berada di Depo Lebak Bulus

Sedangkan untuk tahap terakhir, lanjut dia, akan dilangsungkan uji coba mobilitas pergerakan kereta di rel MRT yang telah dibangun. Sehingga, tingkat keamanannya dapat dilihat untuk mengangkut penumpang secara massal.

"Kemudian, akhir Desember mulai riil test di lintasan. Karena kita harapkan pertengahan akhir tahun depan itu sudah bisa berjalan. Jadi, tesnya ada tiga tahap," jelasnya.

Meski kereta ini didatangkan secara langsung dari Jepang, dan teknologi pengoprasiannya juga berdasarkan teknologi Jepang. Budi menjelaskan, kereta itu tetap bisa beroperasi sesuai dengan kondisi infrastruktur Indonesia, dan bisa dioperasikan dengan orang Indonesia.

"Tapi memang ada satu perjanjian kita dengan Jepang, preferensinya mesti dipakai. Biasanya, kalau kita diharuskan masuk disatu teknologi, kita harus syaratkan kepada mereka teknologi itu harus accepteble dengan teknologi lain. Contohnya kartu bayarnya. Kartu harus bisa dipakai oleh merchen yang banyak. Jadi bisa di buat itu syarat-syaratnya," ucap dia.

Sebelumnya, diketahui, rangkaian kereta MRT tersebut telah melakukan serangkaian pengujian di pabriknya. Bahkan, Dirut PT MRT Jakarta, Wiliam Sabandar sempat melihat pengujian tersebut dan menyatakan kekagumannya atas pesanannya itu kepada pabrikan Jepang.

Kereta MRT Berada di Depo Lebak Bulus

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya