VIVA – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menjabarkan kesuksesan capaian kinerja kementeriannya hingga saat ini. Dia menyebut, bahan pangan hasil pertanian yang dulu sering diimpor saat ini sudah berhasil diekspor.
Untuk itu lah, dia menegaskan, tidak ada lagi alasan untuk menaikkan harga pada bulan Ramadan ini. Bahkan, jika memungkinkan turun, harga bahan pangan harus diturunkan.
"Tidak ada alasan harga naik di bulan suci Ramadan. Kalau perlu turun," kata Amran di Seminar Nasional bertajuk 'Ketersediaan Pangan: Swasembada vs Impor', di kantor pusat BPK, Jakarta, Senin 21 Mei 2018.
Diuraikannya, dahulu Indonesia melakukan impor jagung 3,6 juta ton. Sekarang justru Indonesia sudah melakukan ekspor sebesar 500 ribu ton ke enam negara.
Untuk bawang merah, dia mengatakan, Indonesia dulu mengimpor sebanyak 72 ribu ton dari Amerika Serikat dan Argentina. Berbeda dengan kondisi hari ini bahwa bawang merah Indonesia sudah ekspor ke tujuh negara.
"Ayam, dulu tidak ada sejarah ekspor, tiga minggu lalu kita ekspor ke Jepang. Cabai juga produksi lebih dari kebutuhan," katanya.
Dia melanjutkan, dua bulan sebelum Ramadan, pemerintah sudah menyiapkan stok bahan pangan hingga 20 persen di atas hari-hari sebelumnya. Untuk itu, dia menegaskan tidak perlu ada kenaikan harga saat Ramadan.
Meski begitu, dia tidak menyinggung terlalu rinci terkait rencana pemerintah untuk impor beras. Dia hanya mengatakan bahwa komoditas pertanian ada sebanyak 400 dan tidak melulu mengurus beras.
"Yang seksi selalu beras, padahal ada 400 komoditas di pertanian, cabai saja ada lima jenis, harga naik kita dimarahi konsumen, harga turun dimarahin petani, memang jadi mentan harus banyak sabar," kata dia berkelakar.