VIVA – Badan Pusat Statistik mengungkapkan, sepanjang Mei 2018, rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani turun 0,04 persen dibanding April 2018 menjadi Rp4.554 per Kg. Hal itu diperoleh BPS dari 1.659 transaksi penjualan gabah di 30 provinsi selama Mei 2018.
Adapun harga rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan pada Mei menjadi Rp9.524 per kg atau turun tipis 0,01 persen dibanding bulan sebelumnya. Sedangkan, beras kualitas medium di penggilingan tercatat sebesar Rp9.190 per kg atau turun 0,33 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, penurunan itu disebabkan pengaruh masa puncak panen yang terjadi pada Maret 2018. Sehingga pada akhirnya harga beras menyumbang deflasi pada Mei 2018.
"Harga beras di penggilingan sudah mulai menunjukkan penurunan terutama medium dan premium. Kita tahu panen puncak terjadi pada maret kemudian April juga masih banyak panen, sehingga Mei ini turun," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin 4 Juni 2018.
Sementara, harga beras kualitas rendah di penggilingan tercatat naik 0,11 persen menjadi sebesar Rp9.002 per kg. Meski begitu, secara umum, dia mengatakan, penurunan harga beras menyumbang deflasi pada Mei setelah beras cenderung menyumbang inflasi.
"Bisa dilihat harga gabah kering turun tipis 0,04 persen harga beras di penggilingan itu untuk medium juga turun, harga beras grosir turun, dan beras eceran sekarang turun 1,9 persen," ujarnya menambahkan.
Dengan begitu, penurunan harga beras berdampak signifikan kepada inflasi Mei 2018 yang tercatat sebesar 0,21 persen. "Itu yang menyebabkan bahwa beras menjadi salah satu penyumbang untuk deflasi di Mei 2018 karena ada penurunan harga beras." (mus)
