Hingga Mei, Defisit APBN Cuma Rp94,4 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konpres APBN KiTA di Kemenkeu, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arrijal Rachman

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan defisit APBN hingga Mei 2018, tercatat sebesar Rp94,42 triliun atau 0,64 persen terhadap Produk Domestik Bruto. Sementara itu, keseimbangan primer pada periode berjalan surplus, yaitu sebesar Rp18,05 triliun.

Buka Beasiswa LPDP 2022, Menkeu Minta Pengelola Dana Abadi Transparan

"Total defisit anggaran tahun 2018 itu pada posisi Mei adalah Rp94,4 triliun. Kalau dibandingkan tahun lalu, defisitnya jauh lebih besar yang tahun lalu, yaitu Rp128,7 triliun," kata Sri dalam konferensi pers APBN KiTa di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin 25 Juni 2018.

Wanita yang akrab disapa Ani itu mengatakan, angka defisit APBN sebesar Rp94,4 triliun hingga Mei 2018 ini, bahkan merupakan yang terendah sejak 2016. Realisasi ini dicatat sekitar 20,7 persen dari target APBN 2018 sepanjang tahun sebesar Rp325,93 triliun.

Sri Mulyani: Subsidi Jadi Belanja APBN Terbesar pada Januari 2022

"Defisit APBN sampai 31 Mei 2018 itu adalah terendah dibanding tahun sebelumnya, dan sejak tahun 2016," ujarnya.

Dibandingkan dengan tahun lalu, dia mengatakan, defisit per Mei 2017 tercatat sebesar Rp128,7 triliun atau 0,64 persen dari PDB. Sedangkan pada Mei 2016, dia menjabarkan defisit justru tercatat hingga Rp189,1 triliun atau 1,48 persen dari PDB.

Jokowi Bahas Tiga Isu Utama APBN 2023 di Sidang Kabinet Paripurna

"Defisit anggaran juga terlihat kembali kan dari Rp189 triliun menjadi hanya Rp94,4 triliun. Jadi, turun hampir kira-kira separuhnya sendiri," katanya.

Ani pun mengklaim capaian ini menunjukkan postur APBN yang lebih sehat dengan tren yang semakin positif. "Inilah yang menggambarkan postur realisasi APBN 2018 adalah menunjukkan tren yang positif dan menunjukkan kekuatan APBN yang sangat nyata," ujarnya. (asp)

Ilustrasi: Pemulihan Ekonomi. Foto: Shutterstock

Yuk Simak! Keberlanjutan Pemulihan Ekonomi Nasional 2022

Pandemi di Indonesia belum berakhir. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan pemerintah untuk menangani dampak ekonomi ialah Program Pemulihan Ekonomi Nasional.

img_title
VIVA.co.id
15 Juni 2022