Kredit Macet Bank BTN Semester I Turun Jadi 2,78 Persen

Gedung Bank Tabungan Negara (BTN)
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk menyatakan laju pertumbuhan kredit yang tinggi pada semester I 2018 turut diimbangi dengan kualitas kredit yang terus membaik. Hal itu ditunjukkan dengan Non-Performing Loan (NPL) atau jumlah kredit macet yang turun.

KPR Green Citayam City Dipertanyakan, Konsumen Akan Gugat Bank BTN

Menurut Direktur Utama Bank BTN, Maryono, perusahaannya memperbaiki NPL gross dari sebesar 3,23 persen pada semester I tahun lalu menjadi hanya 2,78 persen pada periode yang sama tahun 2018.

"NPL gross terendah berhasil dicatatkan segmen KPR subsidi yang hanya sebesar 1,21 persen.  Angka tersebut lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,66 persen," kata Maryono di Menara BTN, Jakarta, pada Rabu, 18 Juli 2018.

Usut Dugaan Korupsi di BTN Batam, Kejagung Kumpulkan Bukti

Ia menjelaskan, untuk menjaga laju pertumbuhan kredit, BTN terus memupuk Dana Pihak Ketiga (DPK). Pada semester pertama tahun ini, DPK Bank BTN menembus Rp189,63 triliun atau naik 19,17 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Pertumbuhan simpanan Bank BTN tersebut berada jauh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan," ujarnya.

Kejagung Bongkar Praktik Korupsi Rp300 Miliar di BTN

Berdasarkan data OJK per Mei 2018 menunjukkan DPK industri perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 6.47 persen yoy. Pada struktur pendanaan Giro dan Tabungan masing-masing mencapai Rp48,63 triliun dan Rp39,46 triliun dengan pertumbuhan masing-masing 16,55 persen yoy dan 19,44 persen yoy.

“Kedepan, kami masih fokus untuk meningkatkan low cost fund,” kata Maryono.

Untuk paruh pertama tahun ini, BTN juga mengucurkan KPR subsidi dengan skema Subsidi Selisih Bunga (SSB) dan bantuan uang muka. Bank BTN pada semester II tahun ini juga akan mengalirkan kredit dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

“Dengan adanya FLPP tersebut diharapkan akan meningkatkan kapasitas kredit perseroan sehingga masyarakat dapat memiliki rumah yang layak dengan cara  mudah, cepat dan murah sekaligus dapat mempercepat pencapaian program satu juta rumah,” kata Maryono.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya