Terima Hibah, Indonesia-Uni Eropa Sepakat Tingkatkan Perdagangan

Luky Alfirman.
Sumber :
  • Dokumentasi Kementerian Keuangan

VIVA – Kementerian Keuangan menandatangani Perjanjian Hibah ARISE-Plus-Indonesia, bersama perwakilan dari Uni Eropa. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, menjelaskan, penandatanganan ini adalah kesepakatan hibah dari Uni Eropa terkait perdagangan.

BPS Ungkap Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Neraca Perdagangan RI

Meski demikian, Luky menjelaskan, dalam urusan ini, masalah pengaturan dan perencanaannya melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga terkait lain, seperti Bappenas, Kementerian Perdagangan serta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

"Maka, tadi kan memang tentang perdagangan, jadi nanti fokusnya itu oleh mereka programnya. Ada direktorat di bawah deputinya makro yang mengurusi perdagangan di Bappenas," kata Luky di kantornya, Jakarta, Selasa 21 Agustus 2018.

Neraca Perdagangan RI Februari 2022 Surplus US$3,83 Miliar

Saat ditanya mengenai nilai perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa, Luky hanya menjelaskan mengenai adanya surplus antara nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa sekitar 3,8 miliar euro.

"Kalau perdagangan dengan Uni Eropa sekitar 25,2 miliar euro, dan pengalaman kami masih memiliki surplus ekspor ke Uni Eropa lebih besar dari impor kita. Jadi ekspor Uni Eropa ke Indonesia sekitar 10,7 miliar euro, dan ekspor Indonesia ke Uni Eropa sekitar 14,5 miliar euro. Jadi masih surplus sekitar 3,8 miliar euro," kata Luky.

UE Setop Pasokan, Rusia: Harga Minyak Bakal di Atas US$300 Per Barel

Terkait soal implementasinya, Luky mengatakan, pihak Uni Eropa pun akan membantu mengenai hal tersebut, sehingga tujuan untuk meningkatkan nilai perdagangan antara Indonesia-Uni Eropa pun bisa terlaksana dengan baik.

"Intinya kan ada empat area, tentang fasilitasi dan lain sebagainya itu. Itu nanti akan dibantu oleh Uni Eropa. Objektifnya sangat sederhana, kita ingin meningkatkan perdagangan kita ke Uni Eropa tadi," kata Luky.

"Soal komoditasnya, banyak, tapi kan tadi yang jadi fokusnya kita di empat tadi, kosmetik, agrofood, fisheries, sama wooden product," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya