Ada 111 Ribu Orang Kaya Indonesia dengan Aset Minimal US$1 Juta

Peluncuran Bareksa Prioritas
Sumber :
  • VIVA/Arrijal Rachman

VIVA – PT Bareksa Portal lnvestasi atau Bareksa.com, hari ini, Kamis 30 Agustus 2018, resmi meluncurkan fitur Bareksa Prioritas, yang ditujukan bagi nasabah high net worth (HNW) atau nasabah yang memiliki aset finansial minimal US$1 juta atau sekitar Rp14,3 miliar guna mempermudah akses terhadap pengelolaan kekayaan secara digital. 

Profil Eddy Sariaatmadja, Bos Emtek yang Caplok Omni Hospital

Co-Founder Bareksa.com sekaligus Komisaris PT Bareksa Portal Investasi, Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan, saat ini terdapat 111 ribu penduduk Indonesia masuk dalam kategori HNW dengan aset di atas US$1 juta, dengan pertumbuhan 10-14 persen per tahunnya.

Karena itu, Bareksa.com, sebagai marketplace reksadana online, memperluas segmentasi nasabahnya ke kalangan HNW. 

5 Taipan Indonesia Ini Masuk Daftar 500 Orang Terkaya Dunia

"Di sinilah kami melihat peluang untuk memfasillitasi akses mereka terhadap investasi, khususnya wealth management, yang terintegasi dengan teknologi digital dan internet," ujar Karaniya di Seribu Rasa Restaurant, Jakarta, 30 Agustus 2018. 

Bareksa.com menggandeng Jagartha Advisors, yang merupakan perusahaan penasihat investasi independen, untuk memberikan pendampingan sebagai penasihat investasi secara intensif.

Orang-orang Kaya Indonesia Ini Pemilik Taman Rekreasi Populer

Karaniya mengatakan, peluncuran layanan Bareksa Prioritas tersebut dilakukan lantaran potensi nasabah HNW di sektor industri teknologi finansial terus tumbuh, sehingga harus difasilitasi.

"Selama ini ada stigma bahwa perusahaan teknologi di bidang keuangan hanya bisa memiliki segmentasi terbatas di masyarakat segmen menengah ke bawah. Padahal, pertumbuhan populasi masyarakat menengah ke atas di Indonesia justru semakin meningkat," tutur dia. 

Sementara itu, Co-Founder and Chairman Jagartha Advisors, Ari Adil menilai, pendampingan HNW memang diperlukan, sebab ada saatnya, investor akan menghadapi risiko investasi yang signifikan, sehingga melibatkan emosional, kekhawatiran, dan ketakutan mereka.

"Hal inilah yang menjadi poin utama, dimana peran penasihat investasi tradisional masih sangat dibutuhkan untuk memberikan konsultasi secara logis, sekaligus memberikan pendampingan secara emosional terhadap investor," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya