Pembeli Rumah Pertama Memburu Lokasi yang Dekat Sarana Transportasi

Ilustrasi rumah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/R. Rekotomo

VIVA – Menipisnya lahan hunian yang dekat dengan pusat kota membuat suplai hunian bergeser ke wilayah perbatasan, bahkan di kota-kota penyangga ibu kota. 

Melantai di Bursa New York, PropertyGuru Raup Dana Segar US$254 Juta

Bagi pencari hunian, lokasi boleh jauh dari pusat aktivitas, asalkan transportasi umum tetap mudah diakses. Hal ini ditunjukkan dari Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2018 yang diselenggarakan Rumah.com bersama Iembaga riset Intuit asal Singapura.

Survei tersebut menunjukkan, 87 persen responden menganggap kedekatan hunian dengan sarana transportasi umum, baik itu halte bus, stasiun kereta, dan lainnya, adalah hal yang penting. Survei dilakukan terhadap 1.000 orang di berbagai kota di Indonesia.

Menerawang Efektivitas Perpanjangan Insentif PPN DTP Sektor Perumahan

Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan mengungkapkan, pencari properti, khususnya hunian, saat ini sudah semakin realistis. Mereka sadar bahwa harga hunian di dekat pusat kota sudah semakin sulit dijangkau. 

Sementara itu, rumah masih menjadi jenis properti hunian paling favorit. Rumah-rumah dengan harga terjangkau kini hanya terdapat di pinggiran kota, bahkan di kota-kota penyangga. 

Dijual hingga Rp15 Miliaran, 486 Unit di Cluster Ini Laku dalam 2 Hari

"Nah, agar bisa memiliki rumah sesuai kemampuan namun aktivitas sehari-hari tak terganggu, para pencari hunian ini akhirnya menjadikan jarak dari rumah ke sarana transportasi umum sebagai pertimbangan utama," ujar Ike dikutip dari keterangan resminya, Kamis 30 Agustus 2018.

Sebanyak 61 persen responden menurutnya juga menegaskan, jarak rumah ke sarana transportasi umum sangat penting dalam pertimbangan mencari hunian. Sementara, 26 persen menegaskan penting.

Lebih lanjut dia mengatakan, batas toleransi jarak dari hunian ke sarana transportasi umum adalah di bawah 1 km. Pada jarak ini, sebanyak 51 persen menganggapnya dekat atau sedang. 

Sementara itu, dilihat dari klasifikasi respondennya, mereka yang berniat membeli rumah pertama lebih menegaskan pentingnya jarak rumah dengan sarana transportasi umum, yakni sebanyak 64 persen menyatakan sangat penting. 

Sedangkan responden upgrader, atau mereka yang ingin meningkatkan taraf kualitas rumahnya baik dari segi lokasi, luas rumah, harga, dan lain-lain, sebanyak 57 persen menyatakan sangat Penting. Lalu, responden yang berniat membeli rumah untuk investasi hanya 54 persen yang menyatakan sangat penting.

"Bagi para investor, pertimbangannya biasanya adalah pasar penyewa di sekitar lokasi. Misalnya, mereka mengincar properti di dekat perkantoran untuk disewakan kepada pekerja di sekitarnya, atau di dekat kampus untuk disewakan kepada mahasiswa yang kuliah di sana. Jadi, sarana transportasi umum tidak terlalu menjadi pertimbangan," ungkapnya.

Lebih lanjut Ike mengatakan, saat responden ditanya seputar lokasi, sebanyak 69 persen menyertakan kedekatan dengan kantor sebagai salah satu pertimbangannya. Pertimbangan lain adalah jarak dengan sekolah anak-anak, yakni sebesar 47 persen.

"Mencari properti yang tepat sesuai kebutuhan dan kemampuan bukan perkara mudah. Perlu pertimbangan yang cermat agar tidak salah langkah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya