PT Pos Indonesia HUT ke-272, Siapkan Strategi Khusus di Era Digital

Gedung PT Pos Indonesia
Sumber :

VIVA – Pada ulang tahun ke-272, PT Pos Indonesia menyadari kompetisi yang makin ketat dari para pesaing yang makin banyak di era digital disruption ini. Itu sebabnya PT Pos Indonesia sudah mengantisipasi dengan menyiapkan sejumlah strategi. Demikian ungkap Ihwan Sutardiyanta, Direktur Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia.

Ratusan Komoditas RI Senilai Rp33 Miliar Diekspor ke 180 Negara

“Di era digital disruption ini banyak terjadi perubahan lingkungan yang mempengaruhi bisnis kami. Kuncinya, kita harus bisa melihat perubahan lingkungan seperti apa, kemudian kita mengantisipasi dengan strategi yang tepat, sehingga kita bisa eksis di tengah kondisi disruption yang memang menghadirkan banyak tantangan dari era-era sebelumnya,” kata Ihwan dalam dialog di acara Kabar Pasar di tvOne, Selasa 4 September 2018.

Mengenai strategi khusus untuk bisa bertahan di era digital saat ini, menurut Ihwan, PT Pos Indonesia memiliki setidaknya dua strategi bisnis. Pertama, bagaimana mempertahankan bisnis yang sudah lama terbentuk.

PT Pos Indonesia Bidik Pendapatan Naik 21,5 Persen pada 2022

“Ini nature-nya akan turun, namun bagaimana jangan sampai turun secara drastis, karena saat ingin mengembangkan bisnis ke depan, tentu harus punya capital atau cashflow yang baik. Maka, produk-produk yang sudah ada harus kita jaga,” kata Ihwan.

Dia merujuk pada sejumlah produk andalan PT Pos saat ini, seperti remittance dan produk payment yang bekerjasama dengan perbankan. “Kami juga punya produk untuk kurir. Lalu ada pos express, kilat khusus, kemudian BMS untuk ke luar negeri. Ini yang kami pertahankan,” kata Ihwan.

PT Pos Siagakan 4 Posko Distribusi Bantuan Korban Erupsi Semeru

Lalu strategi yang kedua adalah menyiapkan bisnis masa depan, yaitu jasa keuangan maupun e-commerce. “Terkait jasa keuangan, kami akan modernisasi dengan pendekatan digital sehingga yang dulunya untuk transaksi harus ke kantor pos namun bisa lewat gadget dengan menggunakan akun khusus. Bisa juga lewat agen, tidak hanya di Kantor Pos, tapi di tempat-tempat lain,” lanjut Ihwan

Dia menyadari, dari 7 sampai 10 juta potensi customer yang ada di PT Pos Indonesia, tentunya banyak yang membutuhkan layanan saat untuk saat ini belum terlayani maksimal. “Maka kami akan ekspansi dan menyambut era disruption secara positif lewat berbagai layanan yang bisa mendorong kami untuk inovatif lagi,” kata dia.

Ihwan pun mengingatkan bahwa keunggulan PT Pos Indonesia dibanding yang lain adalah, selain sudah berdiri selama 272 tahun, juga memiliki jaringan yang sangat luas di seluruh Indonesia.

“Paling tidak ada 4600 jaringan kantor pos di Indonesia yang semuanya sudah online, ditambah dengan puluhan ribu agen, yang sangat efektif untuk menjangkau semua customer,” kata Ihwan.

Bersama dengan para pemain lain, termasuk yang bergerak di layanan pengiriman barang atau courier services, PT Pos Indonesia pun punya layanan yang sama dan juga punya layanan pembayaran (payment).

“Maka bila dikaitkan dengan era e-commerce yang tumbuh saat ini, kami bisa memadukan semua layanan itu, yaitu antara pengiriman barang dengan payment. Sehingga pada waktu terjadi transaksi antara penjual barang dan pembeli, biasanya penjual takut kalau barang yang sudah dikirim tetap uangnya tidak masuk.

Kemudian yang pembeli juga takut kalau uangnya sudah mereka kirim tetapi barang sudah dibeli tidak sampai ke yang bersangkutan. Nah, PT Pos Indonesia dengan dua layanan ini bisa menjamin dan membantu menjadi arbiter antara penjual dan pembeli ini,” kata Ihwan.

Ubah Pandangan Lama

Soal kiat-kiat PT Pos Indonesia untuk mengubah pandangan publik dari cara konvensional ke arah yang digital, Ihwan menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa strategi komunikasi, termasuk dalam menggunakan media sosial, dan yang paling penting juga adalah melakukan beberapa perbaikan layanan yang sangat sistematis. Ini untuk mengubah pandangan bahwa PT Pos Indonesia yang tadinya dianggap kuno, kini tidak seperti itu.

“Kami pun menyiapkan layanan-layanan yang sesuai dengan era ke depan. Jadi intinya pada komunikasi, karena pada waktu tidak melakukan publikasi atau komunikasi pemasaran, masyarakat tidak akan tahu bahwa PT Pos Indonesia sudah tidak seperti dulu,” kata dia.

Misalnya masyarakat ditanya tentang PT Pos, maka hanya mengaitkan dengan perangko dan materai. “Padahal layanan kami sudah jauh lebih luas dari itu,” lanjut Ihwan.

PT Pos Indonesia pun memiliki layanan remittance yang sudah real time online dan sudah terkoneksi ke seluruh Indonesia, bahkan ke seluruh dunia. Itu karena para Tenaga Kerja Indonesia terbiasa mengirim uang dari luar negeri untuk bisa diambil keluarga mereka lewat kantor pos yang ada.

Lalu juga aneka pembayaran, termasuk pembayaran tagihan (billing), ada sekitar 400 jenis yang bisa dilakukan di Kantor Pos yang setara dengan perbankan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya