Menteri Rini Ungkap Kelemahan BUMN Tambang

Menteri Negara BUMN Rini Soemarno
Sumber :
  • VIVA/Daru Waskita

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengungkap kelemahan perusahaan pelat merah di sektor pertambangan dalam kinerja ekspornya. Salah satunya adalah produk yang diekspor kebanyakan bukanlah produk yang telah diolah alias masih dalam bentuk bahan baku atau mentah.

Inalum Operating Bakal Hengkang dari Holding BUMN Akhir 2021

Menurut Rini, potensi ekspor BUMN tambang sebetulnya sangat besar jika diiringi dengan nilai tambah produk yang diekspor tersebut.

"Ini kelemahan kita, produk tambang tidak kita lakukan ekspor lanjutan. Misalnya, bauksit, produk akhirnya alumunium, nikel bisa jadi stainless steel," kata Rini di acara diskusi Holding Industri Pertambangan di Jakarta, Rabu 12 September 2018.

Holding BUMN Industri Baterai Direncanakan Segera Terbentuk

Memang, lanjut Rini, BUMN saat ini ditekankan tidak hanya menguasai pasar domestik melainkan merambah pasar internasional. Namun, upaya menghasilkan produk lanjutan yang bernilai tambah itu harus diupayakan dengan keras.

"Jadi ke depan, ini salah satu kerja kerasnya bapak-bapak dirut ini nih (holding BUMN tambang). Ini harus dilakukan. Ini sebetulnya sedikit terlambat. Pemikiran ini sudah cukup lama," ujar Rini.

Erick Thohir: Pembelian Saham Vale Bagian Pengembangan Mobil Listrik

Dari sisi daya saing atau competitiveness, Rini menekankan bahwa Indonesia memiliki hal itu lantaran produk bahan baku tambang seluruhnya ada di Indonesia.

"Harusnya kita bisa. Permasalahan di negara lain kan mereka enggak ada bahan baku," ujarnya.

Untuk itu, meskipun ekspor BUMN tambang sudah semakin baik, hal ini menurutnya harus dijadikan catatan penting ke depan. Karena, imbuh Rini, neraca perdagangan Indonesia saat ini masih negatif lantaran pertumbuhan impor yang lebih besar ketimbang ekspor .

"Misalnya, timah, produk akhirnya mana? Kan kita katanya punya, rare earth timah (logam timah jarang) nih di mana, padahal itu nilainya tinggi dan sangat dicari," katanya.

"Ke depan, selain sekarang ekspor makin baik, tapi tentunya ke depan saya mau produk akhir dari tambang ini yang nilai tambahnya tinggi. kan produknya bisa sampai 20-an tuh produknya yang alumunium. Itulah, yang saya harapkan itu bisa dilakukan," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya