LPS Ungkap Rahasia Perbankan RI Kuat Dihantam Gejolak Ekonomi Global

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Halim Alamsyah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS mengungkapkan, kondisi perbankan saat ini telah sangat siap dalam menghadapi gejolak perekonomian global yang memberikan dampak signifikan terhadap pelemahan rupiah.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menjelaskan, kondisi tersebut terutama karena perbankan domestik cenderung memberikan kreditnya dalam bentuk rupiah ketimbang valuta asing, khususnya dolar AS. Hal itu tercermin dari kredit perbankan terhadap rupiah yang lebih tinggi dibandingkan terhadap valuta asing yang hanya 14 persen.

"Apalagi dengan pengetatan aturan prudensial dikatakan bahwa perbankan kita cenderung bermain di dalam negeri sendiri, lebih banyak mereka condong memberikan kreditnya itu. Bahkan ke rupiah lebih banyak kan, rata-rata cuma 14 persen pemberian kredit terhadap valas," kata Halim di kantornya, Rabu 12 September 2018.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Selain itu, lanjut dia, net open position perbankan yang merupakan perbandingan antara aset valas dikurangi dengan liabilitas valasnya, masih cenderung di bawah 20 persen. Artinya, perbankan domestik sudah sangat konservatif dalam memberikan kredit dalam bentuk dolar AS.

Dengan demikian, Halim menilai, gejolak kurs yang terjadi sebagaimana saat ini tidak terlalu memengaruhi kondisi perbankan domestik. Sebab, perbankan domestik lebih mengutamakan pendapatan dalam bentuk rupiah.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

"Saya rasa mereka lebih rasional dalam artian ngapain saya susah-susah cari keuntungan kalau kredit dalam rupiah NIM (Net Interest Margin) nya 5 persen. Kalau dalam dolar paling cuma tipis berapa, jadi mereka rasional mengejar profit," tuturnya.

Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga, suku bunga BI naik menjadi 6,25 persen.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024