- REUTERS/Romeo Ranoco
VIVA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan stok beras saat ini masih dalam keadaan aman. Hal ini ia katakan saat mengunjungi Pasar Jaya Kramat Jati dan Pasar Induk Beras Cipinang, Jumat 14 September 2018.
Amran menuturkan, pemerintah bertanggung jawab pada tingkat produksi, dan ingin memastikan kondisi pasokan beras saat ini masih dalam keadaan aman.
"Kita semua lihat, beras di dua tempat yang kita kunjungi melimpah, jadi tidak ada alasan untuk menaikkan harga," kata Amran.
Amran yang didampingi Dirut Bulog, Budi Waseso dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hedriadi, melakukan sidak sekaligus memantau perkembangan harga.
Dalam sidak kali ini, Amran mengucapkan meskipun saat ini masuk puncak musim kering. Namun supply beras masih normal di pasar induk. Bahkan stok gudang di PIBC, kata Amran, mencapai 47.000 ton atau di atas batas normal hingga dua kali lipat dan harga malah turun di bawah HET.
"Ini harus dijaga jangan berubah lagi," ucapnya.
Amran juga menjelaskan, kondisi saat sekarang bukan kebetulan. Menurutnya, melimpahnya stok beras ini sudah berjalan selama tiga tahun dan bekerja sama dengan para petani.
Dahulu, lanjut Amran, setiap tahunnya target luas tanam itu hanya 500 ribu hektare, akibatnya setiap musim kering dan di awal tahun selalu harga beras akan bergejolak dan menyumbang inflasi.
Namun, sekarang dengan teknologi, mulai dari benih, pupuk, alat mesin pertanian, traktor dan pompa air hingga embung dan luas tambah tanam ditargetkan minimal 1 juta hektare sejak tahun 2015.
"Kawan-kawan bisa lihat di lapangan faktanya beras melimpah, stok gudang Jakarta Food Station, 47 ribu ton, jauh di atas batas normal, kami puas dengan semua ini. Paradigma baru pembangunan pertanian hari ini kita buktikan," katanya.
Amran juga menambahkan, bahwa saat ini Indonesia mendapat apresiasi dari lembaga internasional, di mana sektor pertanian menyumbang pertumbuhan hingga 4,78 persen dan sudah mengekspor lima komoditas, seperti jagung, bawang merah, domba, daging dan unggas olahan.
"Istimewanya, Indonesia bisa menembus pasar Jepang dengan mengekspor telur. Jadi belum empat tahun pemerintahan Jokowi-JK, kita sudah selesaikan lima komoditas," kata Amran. (ren)