China Seimbangkan Ekonomi, Pertumbuhan Asia 2018 Stagnan

Laporan ekonomi Bank Dunia Oktober 2018 di kantornya, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Laporan ekonomi Bank Dunia Oktober 2018, menunjukkan prospek pertumbuhan ekonomi negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik memperlihatkan tren positif, di tengah lingkungan eksternal yang kurang menguntungkan.

Bank Dunia dan IMF Berlomba Suntik Dana Miliaran Dolar ke Ukraina

Namun, akibat keberlanjutan moderasi pertumbuhan China, dengan upaya penyeimbangan ekonominya, pertumbuhan negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik, diperkirakan menjadi 6,3 persen pada 2018 atau lebih rendah dari 2017.

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa menjelaskan, sejumlah faktor global turut menjadi pemicu ketidakpastian prospek pertumbuhan kawasan.

Situasi Mencekam, Bank Dunia dan IMF Pindahkan Staf dari Ukraina

Hal-hal tersebut, misalnya adalah ketegangan perdagangan, suku bunga AS yang lebih tinggi, nilai dolar AS yang lebih kuat, dan gejolak pasar keuangan di banyak negara berkembang.

Belum lagi, lanjut dia, inflasi pun mulai naik di seluruh kawasan, khususnya di Myanmar, Filipina, dan Vietnam dalam waktu yang bersamaan.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

"Pertumbuhan yang kuat telah dan akan terus menjadi kunci untuk mengurangi kemiskinan dan kerentanan di kawasan ini," kata Victoria dalam teleconfrence di kantor Bank Dunia Jakarta, Kamis 4 Oktober 2018.

Victoria menjelaskan, proteksionisme dan guncangan di pasar keuangan, dapat merusak prospek pertumbuhan jangka menengah. Apalagi, menurutnya, hal itu memiliki dampak dan konsekuensi, yang akan merugikan penduduk paling miskin dan rentan.

"Maka sekarang adalah waktunya untuk para pembuat kebijakan di seluruh wilayah, agar tetap waspada dan secara proaktif meningkatkan kesiapan dan ketahanan negara mereka,” ujarnya.

Laporan ekonomi Bank Dunia Oktober 2018 itu menyebut, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan melambat menjadi 6,5 persen pada 2018, setelah pada 2017 lalu, tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan.

Sementara itu, pertumbuhan negara-negara berkembang di kawasan di luar China, diperkirakan tetap stabil pada 5,3 persen, dari 2018 hingga 2020, dengan dorongan dari sektor permintaan domestik.

Di Thailand dan Vietnam, pertumbuhan diperkirakan akan menguat pada 2018, sebelum akhirnya melambat pada 2019 dan 2020. Karena, permintaan domestik yang lebih kuat dapat mengimbangi sebagian moderasi pertumbuhan net ekspor.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya