Sentimen Positif Dalam Negeri Belum Mampu Bangkitkan Rupiah

Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap US$ ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen di level Rp15.192, pada penutupan perdagangan Selasa 23 Oktober 2018.

Rupiah Perkasa ke Rp 16.088 per Dolar AS Usai Rilis Data Inflasi RI

Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Berjangka atau AAEI, Reza Priyambada mengatakan, tetapnya suku bunga acuan Bank Indonesia dalam RDG-BI di level 5,75 persen, nyatanya tidak cukup kuat untuk mengangkat laju Rupiah yang kembali mengalami pelemahan tersebut.

"Adanya sejumlah sentimen positif dari dalam negeri tampaknya juga tidak cukup membantu bertahannya Rupiah di zona hijau," kata Reza dalam pesan tertulisnya, Rabu 24 Oktober 2018.

Rupiah Mulai Perkasa ke Rp 16.205 per Dolar AS, Ini Pendorongnya

Reza menjelaskan, sentimen positif seperti adanya sejumlah laporan masa Pemerintahan Jokowi-JK yang marak diberitakan di berbagai media, serta penilaian BI yang melihat volatilitas Rupiah terjaga, nyatanya belum mampu mendongkrak rupiah.

Tak hanya itu, langkah BI bersama dengan 11 bank pelaku pasar utama di pasar valas yang tengah mempersiapkan pelaksanaan transaksi DNDF untuk membantu stabilnya Rupiah pun, tak cukup membuat mata uang Garuda bangkit terhadap US$.

Rupiah Terpuruk ke Rp 16.265 per Dolar AS

"Prediksinya, diperkirakan Rupiah akan bergerak di kisaran 15.191-15.178. Pergerakan Rupiah yang kembali berbalik melemah membuka peluang pelemahan lanjutan terutama jika tidak didukung oleh sentimen yang ada," kata Reza.

Tetapnya suku bunga acuan Bank Indonesia tidak cukup kuat mengangkat Rupiah. Diharapkan sentimen global lainnya juga bisa menjadi lebih positif, terutama dengan penguatan EUR dengan sentimen adanya pembicaraan positif antara Komisi Uni Eropa dan Italia untuk membahas defisit anggaranya.

Selain itu, laju GBP yang diharapkan terapresiasi seiring kesepakatan Brexit, dinilai dapat mengurangi potensi kenaikan US$. "Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat Rupiah kembali melemah," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya