Global Menekan, Bappenas: Ekonomi RI Tumbuh Stagnan di 5,2%

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Sumber :
  • ANTARA/M Agung Rajasa

VIVA – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan 2018 akan konsisten di kisaran angka 5,2 persen.

Bappenas Bantah Rumor Peleburan KPK dengan Ombudsman

Hal ini didasari atas sejumlah indikator capaian pendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2018 serta perkembangan ekonomi secara keseluruhan baik domestik maupun global.

Staf Ahli Kementerian PPN/Bappenas, Bambang Prijambodo mengatakan, meski proyeksi itu masih jauh dari target yang dicanangkan APBN 2018 sebesar 5,4 persen. Pertumbuhan di kisaran 5,2 persen dinilainya sudah baik lantaran ketidakmenetuan ekonomi global masih berikan tekanan kuat bagi Indonesia.

Kebutuhan Green Job 2030 Diproyeksikan Capai 4,4 Juta, Prakerja Siapkan Pelatihan Green Skills

"Kita relatif mampu untuk menghadapi tekanan yang cukup tinggi, juga cukup bisa menghadapi tekanan eksternal baik dari normalisasi kebijakan moneter AS, perang dagang, dan geopolitik lainnya," katanya di Depok, Senin 12 November 2018.

Di sisi lain, lanjut dia, kemampuan Indonesia dalam mengendalikan gejolak nilai tukar rupiah dari tekanan global juga mampu menjadi komponen yang mampu menjaga daya tahan ekonomi Indonesia untuk tumbuh. Sebab, selain menjaga daya beli masyarakat, juga akan menciptakan sentimen yang positif bagi perekonomian domestik.

Bappenas Bocorkan Asumsi Makro APBN 2025, Pertumbuhan Ekonomi Dipatok 5,6 Persen

"Kita bisa kelola situasi moneter dengan baik, semoga kita pertahankan sampai seluruh eksternal membaik," ungkap dia.

Meski begitu, dia menilai, angka tersebut pada dasarnya di luar dari potensi besar yang dimiliki Indonesia. Yaitu sebesar 5,1 sampai 5,3 tambahan angka pertumbuhan ekonomi yang dapat diperoleh jika pemerintah mampu mendorong secara baik investasi di sektor infrastruktur maupun human capital untuk mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi tersebut.

"Sekarang growth kita 5,1 persen di bawah potensial kita. Untuk itu kita harus investasi di human capital dan mendorong pertumbuhan produktivitas, serta fokus di ekspor," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya