Akuisisi Blok Migas, Energi Mega Persada Bakal Terbitkan Saham Baru 

Direktur Energi Mega Persada, Edoardus A. Windoe.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – PT Energi Mega Persada Tbk berencana menerbitkan saham baru atau right issue di tahun depan. Selain untuk belanja modal dan melunasi pinjaman, dana tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi blok migas baru. 

EMP Temukan 126 Miliar Kaki Kubik Gas di Blok Bentu

Direktur Energi Mega Persada, Edoardus A. Windoe mengatakan, pihaknya akan menerbitkan saham baru itu paling lambat 12 bulan setelah RUPS yang digelar September lalu atau akan diterbitkan paling lambat pada September 2019.

"Setelah dapat persetujuan RUPS sebelumnya, maksimal 12 bulan kita akan lakukan right issue," ujar Edo di Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta, Jumat 23 November 2018. 

Produksi Minyak EMP Naik di 9 Bulan Pertama 2023, Simak Rinciannya

Mengenai rencana akuisisi blok migas tersebut, Edo masih enggan membeberkan. Ia berjanji akan mengungkap setelah rencana tersebut sudah matang. 

Sementara VP Investor Relation Energi Mega Persada, Herwin Wahyu Hidayat merincikan bahwa jumlah saham yang akan dilepas ke publik sebanyak-banyaknya 15 miliar lembar saham. Namun, harga per lembar sahamnya masih belum ditentukan. 

Genjot Pengeboran, EMP Alokasikan Belanja Modal hingga Rp 2,3 Triliun di 2024

Ia menguraikan, dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan aset, working capital, pelunasan pinjaman, dan akuisisi blok migas. Terkait pinjaman, Ia mengungkap total pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang sudah mulai menurun karena terus dilunasi. 

"Per sekarang sekitar US$80 juta pinjaman jangka pendek. Jangka panjang sekitar US$170 juta. Ini sudah berkurang dari sebelumnya, per juni 2017 hampir US$320 juta (total pinjaman jangka panjang dan pendek)," kata dia. 

Ia yakin pihaknya akan mampu menambah produksi melalui pengembangan aset dan rencana akuisisi blok migas baru. Dikatakannya, blok migas yang diincar adalah blok migas produksi yang masih berada di Indonesia. 

"Akuisisi (blok migas) di Indonesia dan produksi," katanya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya