Melantai di Bursa, Jakarta Propertindo Cari Modal untuk Akuisisi Lahan

Listing Jakarta Propertindo.
Sumber :
  • M Yudha Prastya.

VIVA – PT Urban Jakarta Propertindo Tbk, yang merupakan pengembang hunian berkonsep Transit Oriented Development atau TOD, melakukan pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering/IPO. Perusahaan ini menjadi emiten ke-54 Bursa Efek Indonesia di 2018.

BEI Setujui Bentoel Hengkang dari Pasar Modal Indonesia

Emiten berkode (URBN) itu diketahui melepas saham sebanyak 360 juta lembar saham atau sebanyak 11,24 persen dengan harga Rp1.200 per unit saham. Dengan melalui mekanisme penawaran umum perdana saham yang dilaksanakan pada 3 Oktober 2018.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna berharap, dengan pencatatan saham perdana ini perseroan tersebut, bisa memulai langkah awalnya menjadi entitas di pasar modal Indonesia.

Buka Perdagangan BEI, Ma'ruf Amin: Ekonomi 2024 Masih Menunjukkan Tanda-tanda Optimisme

"Semoga milestone ini tidak menjadi ujung, melainkan awal bagi entitas untuk menjalankan sistem di pasar modal Indonesia," kata Nyoman Yetna di Gedung BEI, Jakarta, Senin 10 Desember 2018.

Saat ditanya akan digunakan untuk apa dana dari hasil IPO tersebut, Direktur Urban Jakarta, Tri Rachman Batara mengatakan, sekitar 51 persennya akan digunakan untuk akuisisi lahan di wilayah Jabodetabek, dan sekitar 31 persen lainnya akan digunakan perseroan untuk belanja modal dan pengembangan.

Holding BUMN Jasa Survei Dukung Bursa Karbon di Indonesia, Ini Perannya

"Sementara itu, sekitar 18 persen sisanya akan digunakan Perseroan untuk modal kerja," ujar Tri.

Diketahui, aset lancar perseroan pada semester I-2018, mengalami kenaikan sebesar Rp17,3 miliar, atau sebesar 1,69 persen dibandingkan dengan semester sebelumnya. Hal ini, terutama karena adanya peningkatan pada aset real estate sebesar Rp162,31 miliar atau sebesar 43,09 persen, sejalan dengan terlaksananya pembangunan proyek-proyek yang dimiliki oleh perseroan.

Pendapatan Urban Jakarta pada semester I-2018, tercatat sebesar Rp52,4 miliar, meningkat sebesar 44 persen dibanding pendapatan 2017. Peningkatan ini terjadi, karena perseroan telah menjual apartemen lot 1 di proyek Gateway Park di semester I, pada 2017 perseroan juga menjual ruko di proyek tersebut.

Sementara itu, marjin laba bersih perseroan pada semester I-2018 adalah sebesar 33,72 persen, atau meningkat dibandingkan semester sebelumnya, yaitu 28,36 persen. Hal ini, karena terjadi peningkatan laba bersih perseroan yang bersumber dari kenaikan pendapatan.

Saat ini, Urban Jakarta tengah membangun empat proyek berkonsep TOD yang berada pada lintasan jaringan LRT Jabodetabek. Total nilai keempat proyek tersebut adalah sekitar Rp10,2 triliun selama kurang lebih lima tahun. Dua di antaranya, merupakan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT Adhi Commuter Properti, yaitu Gateway Park Rp3,7 triliun, dan Urban Signature Rp3,77 triliun.

Sementara itu, dua proyek lainnya yaitu Urban Sky Rp1,41 triliun dan Urban Suites Rp1,58 triliun dikembangkan sendiri oleh PT Urban Jakarta Propertindo. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya