ASEAN Siap Jadi Pasar E-Commerce Terbesar ke Tiga Dunia

Ilustrasi e-commerce.
Sumber :
  • Entrepreneur

VIVA – Staf ahli Menteri Perdagangan bidang iklim usaha dan hubungan antarlembaga, Suhanto menyebutkan, berdasarkan laporan dari Tech Crunh, Asia Tenggara siap menjadi pasar e-commerce terbesar ke tiga dunia dengan pertumbuhan dua digit per tahun.  

Huawei Band 9: Layar Mirip Smartwatch, Harga Cuma Setengah Juta

Bahkan, e-marketer memprediksi penjualan melalui e-commerce di Asia Pasifik, diperkirakan menembus US$2,72 triliun pada 2020, naik dari pencapaian pada 2018, yang sebesar US$1 triliun.  

"Tidak hanya pangsa pasar yang besar, bisnis ritel e-commerce menawarkan fleksibilitas yang lebih dibandingkan perusahaan konvensional. Itulah sebabnya, lahan bisnis e-commerce sangat diminati oleh generasi milenial yang ingin mulai menjajaki bisnis daring khususnya UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) pemula," kata Suhanto di Universitas Negeri Padang, Rabu 27 Februari 2019. 

Jembatani Kesenjangan Akses E-Commerce Daerah Non-Urban, Clubb Kyta Gandeng Mahasiswa

Lebih lanjut, Suhanto, melihat potensi UMKM yang besar bagi pertumbuhan ekonomi, serta melihat perkembangan ekonomi digital saat ini, Kementerian Perdagangan berusaha melakukan pendampingan melalui kegiatan-kegiatan sosialisasi sebagai upaya meningkatkan daya saing UMKM dalam menjawab tantangan era ekonomi digital.

Menurut dia, wirausaha UKM memainkan peran yang sangat penting, bahkan sudah menjadi mesin pertumbuhan dan pengembangan ekonomi sebuah Negara. UKM saat ini, menjadi pusat perhatian baik di negara berkembang, negara-negara transisi, bahkan di negara maju. 

Lebaran Pengeluaran Membengkak? Ini 7 Tips Menyiasatinya Biar Lebih Hemat

Selain itu, kemandirian, fleksibilitas, dan semangat kewirausahaan UKM terbukti mampu membuat UKM bertahan, mengikuti perkembangan zaman dan perubahan iklim pasar, sehingga UKM terus dapat bertumbuh dan menciptakan lapangan pekerjaan secara signifikan.

"Pentingnya UKM terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara, tentunya harus didorong dan difasilitasi, agar UKM kemudian berkembang dan dapat bersaing dengan pelaku usaha di tingkat global dan di era digital saat ini," ujarnya. 

Dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, kata Suhanto, potensi ekonomi digital Indonesia menjadi daya tarik yang luar biasa bagi para technopreneur kelas dunia. 

Itu, dibuktikan dengan masuknya Alibaba ke Indonesia, melalui akuisisi Lazada. Hal ini menjadi peringatan bagi kita semua, bahwa pelaku usaha dari luar negara sudah melihat besarnya potensi digital ekonomi di Indonesia.

"Tentunya, kami berharap, agar generasi muda terus meningkatkan kreativitas dalam industri ekonomi digital. Pemerintah siap memfasilitasi mulai dari regulasi dan kemudahan lainnya," tutur Suhanto. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya