Sri Mulyani: Kelola Ekonomi Tak Seperti di Laboratorium

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, tanpa adanya gejolak ekonomi seperti di 1998 silam, maka sebenarnya perekonomian Indonesia yang tumbuh 5,17 persen saat ini masih terbilang stabil.

Sosialisasi Pajak Bareng Sri Mulyani, Ganjar Minta Warga Jangan Takut

Meski demikian, wanita yang akrab disapa Ani itu menegaskan, pertumbuhan ekonomi 5,17 persen sebagaimana yang berhasil diraih pada 2018 lalu, bukanlah merupakan hasil yang didapat dalam waktu singkat.

Ani menilai, kemampuan pemerintah dalam meningkatkan perekonomian nasional sejak beberapa tahun lalu itu lah yang membuat capaian pada 2018 tersebut bisa terealisasi.

Soal Banjir Rob, Bupati Demak Curhat ke Sri Mulyani Minta Bantuan

"Ekonomi Indonesia tumbuh, masih berdaya tahan. Karena, 5,17 persen itu adalah hasil dari penguatan ekonomi dari 2016, 2017, dan 2018, setelah sebelumnya mengalami tekanan berat pada 2014 dan 2015," kata Ani di Universitas Tarumanegara, kawasan Grogol, Jakarta Barat, Rabu 13 Maret 2019.

Ani memastikan, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17 persen itu terjadi akibat dorongan sejumlah faktor. Salah satunya adalah adanya kemampuan dari sisi produksi dalam mengatasi permintaan.

Sri Mulyani Akui 20 Tahun Desentralisasi Fiskal Banyak PR, Apa Saja?

Selain itu, dengan upaya pemerintah dalam menjaga angka inflasi dan stabilitas harga kebutuhan, maka tingginya daya beli masyarakat pun turut menjadi salah satu faktor dari pertumbuhan ekonomi tersebut.

"Pertumbuhan 5,17 persen itu didorong oleh sisi permintaan dan produksi. Konsumsi rumah tangga juga masih tumbuh cukup kuat di atas lima persen," kata Ani.

Oleh karenanya, Ani pun kembali menegaskan komitmen pemerintah, untuk terus berfokus pada upaya-upaya menghadapi berbagai tantangan ekonomi, baik dari dinamika yang terjadi di dalam maupun di luar negeri.

"Ini artinya, mengelola ekonomi itu enggak seperti saat kita di laboratorium. Tetapi, kita akan secara konsisten dalam menghadapi situasi dinamis baik dari luar dan dalam negeri. Situasi dinamis bisa positif dan negatif, makanya kelola negara itu enggak bisa konstan," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya