Bumi Resources Minerals Laporkan Rasio Keuangan yang Membaik pada 2018

Kegiatan penambangan Bumi Resources Minerals, anak usaha Bumi Resources.
Sumber :
  • Bumi Resources Minerals

VIVA – PT Bumi Resources Minerals Tbk atau BMRS, menyampaikan kinerja keuangannya yang berakhir pada 31 Desember 2018. Direktur dan Investor Relations Bumi Resources Minerals, Herwin W. Hidayat mengatakan, perseroan telah menunjukkan beberapa perbaikan dalam kinerja keuangannya pada 2018.

Hendi Prio Santoso Bawa MIND ID Fokus Menjadi Strategic Holding Industri Pertambangan

Herwin menjelaskan, salah satu keberhasilan pihaknya adalah langkah divestasi 51 persen saham BRMS di PT Dairi Prima Mineral (DPM), dalam proyek seng dan timah hitam ke NFC China senilai US$198 juta.

"Kemudian pelunasan pinjaman ke pihak ketiga dengan menggunakan dana hasil penjualan saham di DPM ke NFC, sehingga pinjaman ke pihak ketiga turun 60 persen dari 2017 ke 2018," kata Herwin dalam keterangan tertulisnya, Selasa 26 Maret 2019.

Hendi Prio Santoso Dukung Perbanyak Demo Kendaraan Listrik

Selain itu, Herwin mengatakan bahwa terjadi penurunan beban bunga dan keuangan sebesar 99 persen, dari 2017 ke 2018. Kemudian, terjadi pertambahan saldo kas dan deposito perusahaan, untuk dapat memulai pekerjaan konstruksi di proyek tambang emas melalui PT Citra Palu Minerals (CPM) dan proyek tambang seng DPM.

"Rasio likuiditas perusahaan semakin membaik secara menyeluruh," ujarnya.

Bumi Resources Minerals Ubah Susunan Direksi, Berikut Namanya

Direktur sekaligus Chief Operating Officer Bumi Resources Minerals, Suseno Kramadibrata menjelaskan, selain membaiknya kinerja keuangan tersebut, pihaknya juga mengalami kemajuan secara operasional.

Yakni keberhasilan kedua proyek di DPM dan CPM yang telah mendapatkan izin produksi selama 30 tahun, plus tiga tahun izin konstruksi untuk CPM dari pemerintah pada akhir 2017.

"Proyek tambang tembaga dan emas kami di Gorontalo, Sulawesi (PT Gorontalo Minerals/GM) juga baru saja mendapatkan izin konstruksi (tiga tahun) dan produksi (30 tahun) bulan lalu,” kata Suseno.

Dia menambahkan, hal ini menandakan bahwa CPM harus sudah siap untuk memproduksikan emas pada tahun depan. Sementara itu, untuk DPM dan GM, rencananya baru akan dapat memulai produksi seng dan tembaga mereka, masing-masing pada 2021 dan 2022.

"Terlepas dari schedule yang telah direncanakan, tim kami sedang bekerja keras untuk mempercepat periode konstruksi. Sehingga CPM dan GM dapat memulai produksinya lebih awal masing-masing di akhir 2019 dan di akhir 2020,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya