Optimisme Tinggi, Ekonomi Kuartal I-2019 Diproyeksi Tumbuh 5,1-5,2%

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2019 diprediksi berada pada rentang 5,1 hingga 5,2 persen. Hal ini melihat capaian inflasi kuartal I yang lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

Ekonom senior PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Anton Hendrata mengatakan, selain inflasi yang terjaga, Purchasing Manager Index (PMI) Indonesia yang naik ke level 51,2. Hal ini memperkuat prediksi ekonomi Indonesia kuartal I-2019 mampu tumbuh di level 5,1-5,2 persen. 

PMI adalah indikator ekonomi yang dibuat dengan melakukan survei. Angka indeks PMI yang tinggi menunjukkan optimisme pelaku sektor bisnis terhadap prospek perekonomian ke depan.

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

"Prediksinya ya, mungkin bisa 5,1-5,2 (persen) karena PMI industri manufakturnya bagus banget tuh. Jauh lebih tinggi dari kuartal I-2018," kata Anton ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 10 April 2019. 

Untuk tahun ini, kata dia, Indonesia sebetulnya tak bisa mengharapkan pertumbuhan ekonomi dari perdagangan internasional. Sebab, selama ini, masalah ekspor dan impor masih belum bisa diperbaiki karena berbagai faktor, sehingga defisit transaksi berjalan (CAD) masih terjadi. 

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Maksimal 5,5 Persen

"Kalau di perekonomian kan sumber pertumbuhan kan dari agregat demand. Agregat demand adalah konsumsi, plus investasi, plus government expenditure, plus ekspor minus impor. Nah selalu saya sampaikan, ekspor minus impor ini susah diharapkan," kata dia. 

Misalnya saja, kata dia, harga komoditas yang masih cenderung rendah sehingga ekspor komoditas primer Indonesia masih sulit bisa membantu perekonomian Indonesia. 

"Kecuali kita ekspor manufaktur. Ekspor manufaktur kan belum lah kita. Kita kan infrastruktur lagi perbaiki, regulasi lagi diperbaiki. Itu jangka panjang," tutur dia. 

Untuk itu, hal yang bisa diharapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi saat ini adalah menjaga daya beli atau konsumsi rumah tangga, yang menyumbang 50 sampai 53 persen untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, investasi harus terus didorong berkembang di Indonesia. 

"Investasi, saya pikir setelah pilpres sudah makin jelas. Setelah pilpres orang juga enggak mau lama nunggu-nunggu kan. Investasi mungkin sekarang masih wait and see. Nanti investasi akan masuk lagi kan dari sisi FDI (Foreign Direct Investment)-nya," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya