Imbas Tiket Pesawat Mahal, AP II Kembangkan Fasilitas Bandara Berbayar

Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhamad Awaluddin mengakui, adanya dampak dari harga tiket pesawat yang mahal pada kondisi 16 bandara yang dikelolanya, termasuk di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

AP I Terapkan Aturan Baru Perjalanan Udara Domestik, Ini Rinciannya

Namun, hal itu malah digunakan Angkasa Pura untuk melakukan perbaikan dan penambahan infrastruktur, layanan dan pengembangan bisnis di pintu gerbang Indonesia ini.

"Salah satu contoh saja, kita bisa melakukan revitalisasi pada Terminal 1 dan 2, saat low season ini, serta penambahan layanan khususnya, layanan digital jelang era revolusi digitalisasi," katanya di Terminal 1B, Bandara Soekarno Hatta Tangerang, usai meresmikan Airport Digital Lounge, Jumat 10 Mei 2018.

Erick Thohir Sebut Karpet Bandara Soetta Jelek, Ini Respons AP II

Terkait dengan imbas dari kenaikan tarif tiket pesawat dengan bisnis Angkasa Pura II, Ia menyebut tidak terlalu berpengaruh, karena saat ini pihaknya sudah tidak lagi memikirkan tarif tiket pesawat sebagai core bisnis dalam operator transportasi udara.

Menurut Awaluddin, di tengah potensi tren penurunan penumpang atau penurunan pergerakan pesawat, ada beberapa hal yang saat ini menjadi fokus Angkasa Pura II. Antara lain, dengan pengembangan inovasi dan bisnis baru, yakni dengan in organic business.

AP II Targetkan 20 Bandaranya Pakai PLTS di 2025

"Bandara tidak bisa seperti dua tiga tahun lalu, di mana support revenue-nya hanya dari core saja alias pergerakan penumpang atau pesawat," ungkapnya.

Salah satu pengembangan bisnisnya adalah bisnis digital, dimana operator bandara mampu menjual fasilitas apa saja. Seperti penyediaan airport lounge digital di setiap terminal, tersedia fasilitas sewa power bank berbayar ataupun dengan layanan golf car. Di mana, dahulu golf car hanya sebagai fasilitas saja, tetapi saat ini bisa dijadikan on demand.

"Di luar negeri itu biasa saja, ketika golf car berbayar, pelanggan bisnis justru minta dilayani golf car dan dia mau dibayar. Nah,di sini, layanannya enggak boleh manual dan harus digital, di mana setiap petugas bandara disediakan gadget untuk hal itu," ungkapnya.

Di samping itu, jika bisnis ground handling dulu tidak terkoneksi dengan AP II, saat ini, kata Awaluddin, bisnis itu sudah mulai terintergrasi dengan operator bandara.

Dengan pengembang tersebut, Angkasa Pura II menargetkan target pendapatan lebih dari bisnis-bisnis organiknya.

"Jadi, kalau ditanya berapa besaran revenue itu sekarang, kami cukup berani memansang target dengan cara in organic bisnis itu kurang lebih Rp500 miliar. Dulu enggak ada target itu, sekarang dari berbagai program yang kita lihat memiliki peluang dalam konteks bisnis. Bukan berarti, kita enggak concern ada penurunan traffic. Tetapi, memang itu core kita, dan kita enggak bisa berdiam diri sekedar menumpukan di core saja," ungkapnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya