- ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
VIVA – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengakui, masalah koordinasi merupakan salah satu kendala yang menghambat pembangunan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu, selain pembebasan lahan. Hingga saat ini, progres pembangunan tol tersebut baru sekitar 5,5 Km.
Usai rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Emil akrabnya disapa mengatakan, perlu ada rapat lanjutan, untuk mengakselerasi pembangunan jalan tol tersebut. Sebab, ditekankannya, jalan tol ini penting untuk mendukung pengembangan Bandara Kertajati.
"Ujung Cisumdawu ini kan pengembangan Kertajati yang selalu jadi polemik, ditambah juga pengembangan (segitiga emas) Rebana (Cirebon Patimban) di utara yang juga membutuhkan Cisumdawu," kata Emil, Jakarta, Jumat 24 Mei 2019.
Untuk itu, ia menegaskan rapat ulang diperlukan untuk memastikan kendala-kendala khususnya pembebasan tanah yang terus mengemuka. Selain itu, imbuh dia, perlu penegasan komitmen dari kontraktor swasta yang membangun jalan tersebut.
"Juga mau bertanya ke swastanya yang mengelola, Intinya (mereka) kurang komit," jelas dia.
Untuk kesiapan 5 Km Jalan tol Cisumdawu yang dapat dilalui fungsional saat Lebaran, Emil mengatakan, sudah tidak ada masalah. "Itu mah tinggal diatur oleh petugas di lapangan aja, kita (sekalian) coba terowongan yang sudah selesai," ucap dia.
Proyek yang berskala nasional ini ditegaskannya merupakan tanggung jawab dari Kementerian PUPR. Pemprov Jabar sendiri, lanjut Emil, hanya membantu kelancaran pembangunan saja. Pembebasan lahan yang belum dilakukan, jelas dia, kebanyakan di seksi I.
"Kebanyakan di section I karena kebanyakan melewati rumah rumah penduduk, tanah penduduk, yang minta kompensasi," kata dia.
