Strategi Allianz Indonesia Siapkan SDM Hadapi Disrupsi Teknologi

Allianz Indonesia Tower.
Sumber :
  • Repro Google Streetview

VIVA – Pengelolaan sumber daya manusia di tengah era disrupsi yang penuh dengan proses transformasi digital menjadi suatu tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh industri asuransi. Hal tersebut pun yang menjadi perhatian Allianz Indonesia. 

Milenial dan Gen Z Diajak Menerapkan Gaya Hidup Ini

Country Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia, Joos Louwerier, mengatakan, pihaknya menyadari teknologi digital memiliki peran yang tidak terpisahkan dari milenial. Langkah strategis yang diperlukan menghadapi disrupsi dan transformasi digital dalam menghasilkan beragam produk sesuai kebutuhan nasabah pun dilakukan.

Antara lain, menurutnya, perusahaan menyesuaikan fokus rekrutmen tenaga pemasar ke generasi milenial. Khususnya, yang ingin membangun kemampuan kewirausahaan dalam bidang jasa keuangan asuransi dan mengembangkan model bisnis yang bisa diwariskan ke generasi berikutnya.  

Ada Kabar Baik Buat Milenial dan Gen Z yang Doyan Belanja dan Peduli Penampilan

Strategi lain yang dilakukan menerapkan prinsip kerja Agile. Allianz meyakini bahwa Agility akan menjadi salah satu atribut kompetitif yang harus dimiliki dan dapat menciptakan solusi proteksi dengan cepat dan sesuai kebutuhan.

“Agile itu sendiri harus ditunjukkan secara simultan dan memberikan perbaikan yang komprehensif tidak hanya pada proses dan sistem yang kami jalankan, tetapi juga pada SDM kami,” kata Joos dikutip dari keterangan resminya, Kamis 13 Juni 2019. 

Survei Ungkap Ketahanan Finansial Milenial Indonesia Tertinggi Se Asia, Ada Tapinya

Pada 2030, Indonesia diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi ketujuh terbesar dunia dan membutuhkan 113 juta tenaga ahli yang harus siap bersaing di dunia global. Namun demikian, berdasarkan data World Bank 2018, Indonesia baru menempati peringkat 87 Human Capital Index, dari 157 negara dengan nilai 0,53. 

Semakin tinggi nilai suatu negara mendekati angka 1, maka produktivitas dan kinerjanya akan semakin tinggi. Ini artinya daya saing human capital Indonesia masih berada di urutan 87 dari 157 negara. 

Terkait kondisi ini, dia menegaskan, pihaknya berkomitmen terhadap pengembangan karyawan sebagai human capital atau SDM yang menjadi kunci sukses perusahaan. Berbagai inovasi dan inisiatif telah dilakukan dalam meningkatkan kualitas karyawan seperti memastikan pengembangan kompetensi dan kemajuan karier seluruh karyawan, sehingga pada akhirnya dapat memberikan layanan terbaik bagi para nasabah. 

Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan menginisiasi Allianz Innovation Lab. Area itu merupakan sebuah lingkungan kerja yang dinamis di mana karyawan dari lintas departemen dapat bekerja dan berkolaborasi untuk menciptakan solusi dan inovasi baru bagi para mitra bisnis dan nasabah. 

Selain itu, mulai akhir 2018, secara internal Allianz Indonesia menjalankan kampanye visi dan budaya perusahaan #HappyLifeMadeeAZy, yaitu menciptakan #HappyLife. Hal itu untuk karyawan dan nasabah melalui inisiatif dan inovasi yang mengarah ke produk, layanan serta proses yang mudah dan sederhana (#MadeeAZy). 

Implementasi #HappyLifeMadeeAZy ini salah satunya adalah dengan menjalankan flexible, compressed, dan shift working hours. Penerapan jam kerja ini membolehkan para karyawan untuk mengatur jam kerja sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan memberikan karyawan lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama keluarga atau untuk urusan pribadi. 

Sementara itu, Chief of Human Resources Allianz Indonesia, Juanita Wibowo, mengatakan, pihaknya juga memberikan pilihan kepada karyawan untuk mengenakan pakaian kasual setiap hari. Hal itu menghilangkan kesan formal dan kaku yang sudah melekat di industri keuangan.

“Kami juga memiliki skema remunerasi yang menarik dan kompetitif, semakin berprestasi, maka semakin tinggi remunerasinya. Serta menyediakan berbagai tunjangan seperti monthly and quarterly engagement allowance yang tujuannya untuk menguatkan karyawan antardepartemen dan lintas divisi, serta manfaat di luar bonus kinerja pertengahan dan akhir tahun,” tuturnya. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya