Kiriman Dua Sektor Ini Anjlok Buat Impor Mei 2019 Turun 5,6 Persen

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan impor yang cukup dalam pada Mei 2019. Impor tercatat hanya senilai US$14,53 miliar, turun 5,62 persen dibanding nilai impor April 2019 yang sebesar US$15,40 miliar.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan bahwa turunnya nilai impor pada bulan tersebut dipicu penurunan impor barang-barang bahan baku atau penolong serta barang modal. Sementara itu, impor barang konsumsi alami kenaikan demi memenuhi kebutuhan selama Ramadan.

Berdasarkan catatannya, impor barang bahan baku atau penolong pada bulan itu mengalami penurunan 7,82 persen dibanding bulan sebelumnya, atau menjadi senilai US$10,66 miliar. Sementara itu, barang modal turun 1,76 persen dibanding bulan sebelumnya dengan nilai menjadi sebesar US$2,33 miliar.

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

"Ini ada penurunan, kita sepakat kendalikan impor 1.147 komoditas, baik konsumsi dan juga merambah ke bahan baku dan barang modal ke barang-barang yang bisa diproduksi dalam negeri," kata Suhariyanto di kantornya, Senin, 24 Juni 2019.

Terkait barang konsumsi, berdasarkan catatannya, pada Mei 2019 mengalami peningkatan sebesar 5,62 persen dibanding bulan sebelumnya, dengan nilainya menjadi sebesar US$1,54 miliar. Kenaikan itu dikatakannya lebih dipicu oleh lonjakan impor bawang putih yang terjadi selama Ramadan.

RI Dorong ASEAN 'Tinggalkan' Dolar AS, Ini Keuntungannya

"Yang meningkat impor bawang putih. Kita tahu harganya agak tinggi sebelumnya kemudian pelan-pelan turun. Kemudian impor konsumsi lainnya yang agak tinggi adalah anggur dari Australia, kemudian ship building material and park dan satu lagi obat-obatan," tutur dia.

Adapun jika dilihat secara tahunan, Januari hingga Mei 2019, impor mengalami penurunan lebih dalam dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni turun 17,71 persen. Itu karena impor barang konsumsinya turun 11,10 persen, bahan baku turun 9,39 persen dan barang modal turun 7,41 persen.

Ilustrasi ekspor impor.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Bank Indonesia (BI) menilai surplusnya neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2024 akan menopang ketahanan eksternal perekonomian RI ke depan.

img_title
VIVA.co.id
16 Februari 2024