BEI Dorong Emiten Tambah Wakil Perempuan di Dewan Perusahaan

Bursa Efek Indonesia
Sumber :
  • ANTARA Foto/Puspa Perwitasari

VIVA – International Finance Corporation (IFC), yang merupakan anggota World Bank Group, merilis laporan yang menunjukkan bahwa tingginya keterwakilan perempuan di dewan perusahaan pada perusahaan-perusahaan di Asia, mampu menghasilkan kinerja keuangan perusahaan yang lebih baik.

Bumi Resources Minerals Bukukan Pendapatan US$46,63 Juta pada 2023

Dalam penelitiannya, Direktur Regional IFC untuk Asia Timur dan Pasifik, Vivek Pathak menjelaskan, penelitian yang berjudul "Keanekaragaman Gender Dewan Perusahaan di ASEAN" menunjukkan perusahaan yang memiliki lebih dari 30 persen anggota dewan perempuan, rata-rata Tingkat Pengembalian Aset (ROA) sebesar 3,8 persen.

Hal itu lebih besar dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki anggota dewan perempuan, dengan ROA yang hanya sebesar 2,4 persen.

Jasad Wanita Open BO yang Dibunuh Hanyut Dibuang di Kali Bekasi Hingga ke Pulau Pari

"Demikian pula dengan Rasio Pengembalian Ekuitas (ROE), perusahaan-perusahaan yang memiliki lebih dari 30 persen anggota dewan perempuan melaporkan rata-rata ROE sebesar 6,2 persen, sedangkan perusahaan-perusahaan yang memiliki dewan hanya beranggotakan pria hanya melaporkan ROE sebesar 4,2 persen," kata Vivek di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis 27 Juni 2019.

Studi ini menyurvei lebih dari seribu perusahaan yang berada di China dan enam negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Kondisi Mayat Perempuan Dalam Koper di Cikarang Bekasi: Kepala Remuk Bibir Pecah

"Ini menegaskan pentingnya keberadaan keragaman gender yang lebih besar di ruang dewan perusahaan di Asia. Dengan potensi besar para perempuan dalam dunia bisnis, perusahaan-perusahaan Asia dapat menjadi lebih kuat, lebih berkelanjutan, dan lebih menarik bagi investor," ujarnya.

Senada dengan Vivek, Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia PT Bursa Efek Indonesia, Risa E. Rustam, mengatakan, masalah bisnis terkait keragaman gender di dewan perusahaan ini sangat kuat.

Hal itu tidak hanya terkait dengan kinerja perusahaan beserta kinerja keuangannya, tapi juga berkaitan dengan perbaikan tata kelola perusahaan, reputasi, dan rasa keadilan.

Oleh karenanya, lanjut Risa, BEI akan mencoba untuk memfasilitasi aturan terkait keterwakilan gender dalam sebuah struktur perusahaan terbuka, guna memenuhi hal-hal tersebut dan menciptakan efisiensi serta efektivitas.

"Bursa saham dapat membantu membuka jalan dengan cara mendorong perusahaan-perusahaan terbuka, untuk memiliki langkah-langkah dan target dalam hal keterwakilan gender," ujarnya.

Penelitian IFC ini menunjukkan bahwa di Indonesia, tiga industri teratas yang memiliki persentase jumlah anggota dewan perempuan tertinggi adalah bidang perindustrian (26 persen), real estate (20 persen), dan kebutuhan pokok konsumer (15 persen).

Perusahaan-perusahaan Indonesia mencakup sekitar enam persen dari jumlah total perusahaan yang disurvei, terdiri atas berbagai industri. Termasuk barang konsumen, pabrik, bahan pokok konsumen, keuangan, real estate, energi, dan perawatan kesehatan.

Dalam hal keterwakilan perempuan di dewan, Indonesia setara dengan rata-rata negara ASEAN (14,9 persen). Namun, Indonesia masih tertinggal dalam hal jumlah jumlah perempuan yang menduduki posisi manajemen senior (18,4 persen), yang berada jauh di bawah rata-rata ASEAN yaitu 25,2 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya