- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA – PT Energi Mega Persada Tbk mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada kuartal pertama 2019. Pada periode itu, perseroan membukukan laba usaha US$17,8 juta, yang setara Rp252,3 miliar (kurs Rp14.117 per dolar AS) dan laba bersih US$7,5 juta (Rp106,4 miliar).
Perolehan laba usaha itu meningkat 27,4 persen dibanding periode sama 2018 yang tercatat US$14,02 juta, dan laba bersih naik 88,8 persen ketimbang kuartal pertama 2018 sebesar US$1,09 juta.
”Kami berusaha untuk menjalankan operasional perusahaan dengan lebih efisien," kata Chief Financial Officer Energi Mega Persada, Edoardus A. Windoe, dalam keterangan tertulis yang dikutip Selasa 2 Juli 2019.
Menurut Edoardus, Energi Mega juga berusaha untuk terus melunasi fasilitas pinjaman yang ada. Upaya itu telah berdampak atas berkurangnya beban keuangan dan meningkatnya keuntungan.
Sementara itu, Chief Executive Officer, Energi Mega Persada, Syailendra S. Bakrie, menambahkan, perseroan juga telah mulai meningkatkan produksi gas dari aset-aset di Kangean, Jawa Timur dan di Bentu, Riau, Sumatera pada semester pertama 2019.
"Ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja EMP di masa mendatang,” tuturnya.
Energi Mega sebelumnya telah memulai produksi gasnya dari lapangan Sirasun dan Batur yang merupakan bagian dari Blok Kangean PSC. Apabila telah beroperasi penuh, kedua lapangan gas tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi hingga 100 juta kaki kubik gas per harinya kepada perseroan.
Sementara itu, Blok Bentu KKS telah memulai produksi gasnya dari fasilitas Segas Gas Plant II (SGP II). Apabila telah beroperasi penuh, perseroan berharap dapat memproduksikan sekitar 85-100 juta kaki kubik gas per harinya dari fasilitas SGP I dan II tersebut.
