Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Ditopang Konsumsi & Investasi Bangunan

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Bank Indonesia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2019, akan melandai atau tidak akan jauh berbeda dengan posisi pertumbuhan pada kuartal I-2019, yang sebesar 5,07 persen.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada periode itu hanya akan ada di kisaran 5,07 persen sampai dengan 5,1 persen. Jauh di bawah realisasi pertumbuhan pada kuartal II-2018, yang sebesar 5,27 persen.

"Dengan data-data monitoring kita dari survei maupun data ekspor impor, surveinya ada survei penjualan eceran, survei konsumen, survei dunia usaha, kecenderungannya pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini melandai," kata dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin 8 Juli 2019.

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

Dia menjelaskan, faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode itu masih ditopang oleh konsumsi masyarakat di kisaran 5,1 persen. Terutama, ditopang oleh adanya faktor musiman, yakni Pemilihan Umum maupun Ramadan dan Lebaran.

"Sumber pertumbuhan lain adalah investasi bangunan. Ini berkaitan dengan melanjutnya proyek-proyek infrastruktur. Itu dua sumber yang menopang pertumbuhan ekonomi di kuartal II," tuturnya.

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2022 Maksimal 5,5 Persen

Sementara itu, faktor yang memberatkan pertumbuhan pada periode tersebut, dikatakannya, dipicu oleh ekspor Indonesia yang akan semakin melemah, karena dampak perang perdagangan Amerika Serika dengan China, yang semakin terasa. Khususnya, di sektor komoditas maupun manufaktur.

"Kecuali ekspor komoditas batu bara dan kelapa sawit yang masih cukup bagus, tetapi yang lain-lain itu memang ada dampak dari trade war. Demikian juga, sejumlah ekspor manufaktur ke Amerika Serikat," ungkap Perry.

"Menurun bukan masalah dampak trade war secara langsung, tapi pertumbuhan ekonomi AS ada kecenderungan menurun, sehingga permintaan terhadap barang-barang ekspor, tidak hanya Indonesia yah, tetapi dari seluruh negara, itu menurun," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya