Faisal Basri Tegaskan Investasi di Indonesia Bukannya Tak Nendang

Pengamat ekonomi dan politik Faisal Basri ketika ditemui di Malang, Jawa Timur, pada Kamis malam, 3 Mei 2018.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance, Faisal Basri, menegaskan, jumlah investasi di Indonesia tidak kalah kecil dibandingkan dengan negara lain. Bahkan, investasi di Indonesia paling tinggi dibanding negara-negara di Asia.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

"Investasi kita tidak kecil, 32,3 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) hanya kalah dari China yang 40-an (persen). Semua negara Asia di bawah 30 persen," ujar Faisal dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa, 23 Juli 2019.

Pengajar di Universitas Indonesia itu mengatakan, Indonesia sudah masuk jajaran top 20 untuk investasi. Untuk itu, dia mengingatkan Presiden Joko Widodo agar tidak salah kaprah dengan nilai investasi yang sudah dicapai saat ini.

Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

"Jadi investasi bukannya tidak nendang. Saya agak takut Pak Jokowi salah diagnosis," katanya.

Menurutnya, kondisi yang terjadi saat ini, investasi atau pembangunan tidak dilakukan secara efisien. Hal itu tercermin dari peningkatan utang pemerintah Indonesia.

27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya

"Berarti kita bangunnya tidak efisien. Untuk bangun satu unit barang butuh lebih besar. Akibatnya kita ngutang terus," kata dia.

Dalam konteks pembangunan infrastruktur, lanjut dia, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ada saat ini memang tidak cukup. Sebab, kata dia, APBN sebagian besar digunakan untuk bayar bunga utang hingga belanja barang.

"Jadi dananya dari BUMN. Ini utang BUMN non finansial Maret Rp945 triliun terjadi kenaikan tajam mulai 2018," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya