Hunian Nempel Stasiun Laris, Perumnas Kebut Pembangunan Proyek Ini

Kereta listrik (KRL) melintas di jalur rel kereta Stasiun Bekasi di Bekasi.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Risky Andrianto

VIVA – Perumnas sebagai satu-satunya Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang berkecimpung di sektor properti, terus mengembangkan hunian terintegrasi transportasi. Salah satu proyek yang digenjot Perumnas adalah hunian terintegrasi dengan KRL, yang ternyata diminati masyarakat.

Strategi Perumnas Gandeng Telkomsel Sasar Pasar Hunian bagi Milenial dan Gen-Z

Direktur Pemasaran Perum Perumnas, Anna Kunti mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia menghadirkan hunian dekat stasiun tersebut, yang saat ini memasuki pembangunan untuk tower selanjutnya.

"Kami melihat animo yang luar biasa pada proyek yang dinamai Mahata Tanjung Barat ini, dengan sudah sold out-nya tower tipe subsidi dan terjual sekitar 85 persen untuk satu tower tipe komersial,” ujar Anna dikutip dalam keterangan resmi, Senin 29 Juli 2019.

Erick Beberkan Alasan Stasiun Kereta Cepat Karawang Belum Beroperasi 

Untuk itu, dia pun meluncurkan tower komersial berikutnya dengan total unit hunian sekitar 440 unit yang dipasarkan mulai harga Rp500 jutaan. "Sampai saat ini, pembangunan fisik sudah mencapai level tujuh dari level basement dan target konstruksi dapat diselesaikan di semester kedua tahun 2020,“ lanjut Anna.

Sementara itu, dia melanjutkan, target serah terima konsumen akan dilakukan bertahap mulai pertengahan 2021. Proyek yang berdiri di atas 1,5 hektare itu berada tepat di Stasiun Tanjung Barat Jakarta. Investasi disebut mencapai sekitar Rp720 milliar.  

Stasiun Whoosh di Karawang Belum Beroperasi, Erick Thohir Ungkap Penyebabnya

Selain berlokasi di area strategis di Jakarta Selatan, hunian tersebut juga dilengkapi dengan beragam komersial area, park and ride dan amphitheater.

Tak hanya itu, ia menyebut hunian itu juga memiliki direct connectivity tidak hanya ke Stasiun Tanjung Barat, tetapi juga AEON Mall.

Terdapat tiga tipe unit yang ditawarkan, yaitu studio untuk 1 bedroom dan 2 bedroom, dengan ukuran 21 meter per segi hingga 46 meter per segi.

Berdasarkan survei market yang dilakukan secara internal, lanjut Anna, pihaknya mencatat sekitar 52,24 persen backlog terdapat di Jakarta. Namun, di sisi lain, lahan di Jakarta semakin meroket harganya setiap tahun.

“Ini yang memacu kami untuk menyiasati setiap idle asset yang dimiliki BUMN atau BUMD di area Jakarta, khususnya untuk dapat dikerjasamakan dan dioptimalisasi menjadi hunian dengan harga terjangkau," ujar Anna.

Dia melanjutkan, kemacetan menuju pusat kota Jakarta pada 2024, akan mengonsumsi waktu hingga empat jam dari kota penyangga seperti Bogor atau Tangerang, dengan menggunakan mobil.

"Sehingga, hunian terintegrasi transportasi KRL ini menjadi salah satu kunci jawaban masyarakat Indonesia untuk lebih efisien dalam kesehariannya,” tuturnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya