BKPM: Realisasi Investasi ke RI Mengalir 'Deras' Kuartal II-2019

Thomas Lembong
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyampaikan, pemulihan investasi di Indonesia terus terjadi. Khususnya, investasi di Indonesia terlihat mulai mengalir deras pada kuartal II-2019.

27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya

Pada kuartal II-2019, realisasi investasi tercatat sebesar Rp200,5 triliun atau meningkat 13,7 persen dibanding 2018. Capaian ini menyumbang 25,3 persen terhadap target realisasi 2019 yang sebesar Rp792 triliun.

"Recovery investasi berlanjut, mulai pulih di akhir 2018, berlanjut di kuartal I-2019 dan berakselerasi di kuartal II-2019," kata Thomas di kantor BKPM, Jakarta, Selasa 30 Juli 2019. 

Jangan Sampai Terjerat Pinjol, Ini Tips Kelola Keuangan Lebih Cerdas

Dia mengakui, pada 2018, BKPM berkali-kali melaporkan bahwa realisasi investasi tercatat melamban. Tahun itu, lanjut dia, memang tahun yang sangat berat untuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

"Ini konsisten dengan tren di seluruh dunia. Data United Nations itu menunjukkan tahun lalu itu FDI (Foreign Direct Investment) secara global itu turun minus 20 persen dibanding tahun sebelumnya," ujarnya. 

Gibran Bereskan Pekerjaan Wali Kota usai Putusan MK, Siapkan Investasi Kecerdasan Buatan

Dia mengemukakan, faktor utama lambannya investasi 2018 antara lain disebabkan perang dagang AS-China dan kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Fed sebanyak empat kali dalam setahun.

"Itu menyebabkan investasi internasional anjlok 20 persen. Di bulan terakhir 2018 diskusi dengan investor kami sudah mendeteksi. Menyesuaikan suasana perang dagang bisa disesuaikan atau meminimumkan dampaknya agar bisa diatasi," tutur dia.

Tak hanya itu, kata dia, siklus politik pada 2018 juga masih memanas. Selama 15 tahun terakhir, kata dia, investasi memang melambat saat masa pemilu atau jelang pemilu, bahkan terkadang juga terjadi setelah pemilu.

"Siklus tahun ini beda dengan siklus politik tahun sebelumnya. Dunia usaha tidak lagi wait and see," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya